Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap Motif Massa Pesilat Datangi Mapolres Blitar dan Buat Kegaduhan

Kompas.com, 14 Februari 2025, 19:44 WIB
Asip Agus Hasani,
Icha Rastika

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com – Massa pesilat mengadakan konvoi mengendarai sepeda motor dan berkerumun sekitar 50 meter dari pintu gerbang Markas Polres Blitar di Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada Kamis, 13 Februari 2025.

Mereka mem-blayer-blayer mesin puluhan sepeda motor dan meneriakkan kata-kata berisi tuntutan penegakan hukum oleh pihak kepolisian.

Sempat terjadi ketegangan antara mereka dan aparat kepolisian yang mendatangi untuk membubarkan kerumunan.

Aksi tersebut berakhir dengan penangkapan 45 pesilat dan penahanan 43 unit sepeda motor.

Baca juga: Bikin Gaduh Dekat Markas Polisi, Puluhan Pesilat di Blitar Ditangkap

Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan bahwa maksud dari aksi para pesilat itu menuntut pihak kepolisian menjalankan penegakan hukum atas kasus perusakan tempat berlatih silat dan sepeda motor milik anggota mereka.

“Awalnya kami bingung. Ini kayak semacam protes gitu,” ujar Arif kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (14/2/2025) sore.

“Ternyata mereka meminta kepastian hukum atas kejadian yang dialami oleh teman mereka. Kalau tidak salah, kejadiannya di (Kecamatan) Sutojayan. Biasa, konflik antar anggota perguruan silat,” katanya. 

Menurut Arif, konflik tersebut mengakibatkan sepeda motor dari anggota perguruan silat yang beraksi di dekat Mapolres Blitar itu rusak.

“Juga adanya aksi yang mengganggu markas atau tempat mereka berlatih silat. Semacam itulah,” tuturnya.

Kata Arif, kasus tersebut tengah ditangani Satreskrim Polres Blitar meskipun baru tahap penyelidikan. “Sudah ada LP-nya. Kasus itu sedang dalam penyelidikan,” ujarnya.

Arif menyayangkan bahwa aspirasi atau tuntutan yang mereka bawa disampaikan dengan cara yang kurang tepat serta mengganggu ketertiban umum dengan dampak terjadinya kemacetan di jalan nasional di mana aksi mereka berlangsung.

Baca juga: Berboncengan Tiga Usai Ujian Kenaikan Tingkat, 2 Pesilat Tewas Kecelakaan di Blitar

Penangkapan terhadap 45 pesilat, kata dia, dilakukan karena mereka menolak membubarkan diri saat pihak kepolisian memintanya dengan persuasif. 

“Sempat ada kata-kata provokatif saat itu seperti ajakan untuk bersatu melawan petugas,” ujarnya. 

Polisi menemukan fakta bahwa sebagian besar dari mereka berada dalam pengaruh minuman keras. 

Polisi juga menemukan batu di beberapa jok motor mereka. 

"Kami juga menemukan batu di beberapa jok depan bawah stir motor mereka. Ini berbahaya kalau sampai bertemu dengan kelompok lain di jalan bisa disasar," ujarnya.

Baca juga: Pelaku Mutilasi di Ngawi Ternyata Ketua Silat dan Anggota LSM Antikorupsi

Arif menyesalkan aksi tersebut karena beberapa jam sebelumnya, sejumlah ketua dan pengurus organisasi perguruan silat, termasuk ketua perguruan silat yang menaungi mereka, hadir di Mapolres Blitar untuk membuat deklarasi damai di antara perguruan silat.

Meski demikian, pagi hingga siang ini (Jumat), 45 pesilat tersebut telah diperbolehkan pulang ke rumah setelah menandatangani pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa dengan disaksikan orang tua masing-masing.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau