Salin Artikel

Terungkap Motif Massa Pesilat Datangi Mapolres Blitar dan Buat Kegaduhan

Mereka mem-blayer-blayer mesin puluhan sepeda motor dan meneriakkan kata-kata berisi tuntutan penegakan hukum oleh pihak kepolisian.

Sempat terjadi ketegangan antara mereka dan aparat kepolisian yang mendatangi untuk membubarkan kerumunan.

Aksi tersebut berakhir dengan penangkapan 45 pesilat dan penahanan 43 unit sepeda motor.

Kapolres Blitar AKBP Arif Fazlurrahman mengatakan bahwa maksud dari aksi para pesilat itu menuntut pihak kepolisian menjalankan penegakan hukum atas kasus perusakan tempat berlatih silat dan sepeda motor milik anggota mereka.

“Awalnya kami bingung. Ini kayak semacam protes gitu,” ujar Arif kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Jumat (14/2/2025) sore.

“Ternyata mereka meminta kepastian hukum atas kejadian yang dialami oleh teman mereka. Kalau tidak salah, kejadiannya di (Kecamatan) Sutojayan. Biasa, konflik antar anggota perguruan silat,” katanya. 

Menurut Arif, konflik tersebut mengakibatkan sepeda motor dari anggota perguruan silat yang beraksi di dekat Mapolres Blitar itu rusak.

“Juga adanya aksi yang mengganggu markas atau tempat mereka berlatih silat. Semacam itulah,” tuturnya.

Kata Arif, kasus tersebut tengah ditangani Satreskrim Polres Blitar meskipun baru tahap penyelidikan. “Sudah ada LP-nya. Kasus itu sedang dalam penyelidikan,” ujarnya.

Arif menyayangkan bahwa aspirasi atau tuntutan yang mereka bawa disampaikan dengan cara yang kurang tepat serta mengganggu ketertiban umum dengan dampak terjadinya kemacetan di jalan nasional di mana aksi mereka berlangsung.

Penangkapan terhadap 45 pesilat, kata dia, dilakukan karena mereka menolak membubarkan diri saat pihak kepolisian memintanya dengan persuasif. 

“Sempat ada kata-kata provokatif saat itu seperti ajakan untuk bersatu melawan petugas,” ujarnya. 

Polisi menemukan fakta bahwa sebagian besar dari mereka berada dalam pengaruh minuman keras. 

Polisi juga menemukan batu di beberapa jok motor mereka. 

"Kami juga menemukan batu di beberapa jok depan bawah stir motor mereka. Ini berbahaya kalau sampai bertemu dengan kelompok lain di jalan bisa disasar," ujarnya.

Arif menyesalkan aksi tersebut karena beberapa jam sebelumnya, sejumlah ketua dan pengurus organisasi perguruan silat, termasuk ketua perguruan silat yang menaungi mereka, hadir di Mapolres Blitar untuk membuat deklarasi damai di antara perguruan silat.

Meski demikian, pagi hingga siang ini (Jumat), 45 pesilat tersebut telah diperbolehkan pulang ke rumah setelah menandatangani pernyataan untuk tidak mengulangi perbuatan serupa dengan disaksikan orang tua masing-masing.

https://surabaya.kompas.com/read/2025/02/14/194434278/terungkap-motif-massa-pesilat-datangi-mapolres-blitar-dan-buat-kegaduhan

Terkini Lainnya

Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Dukung Konservasi, Bulog Kembangkan Jambu Air Camplong di Sampang
Regional
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com