Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Koloni Ulat Bulu Teror Siswa SD di Madiun, Petugas Damkar Turun Tangan

Kompas.com, 10 Februari 2025, 20:50 WIB
Muhlis Al Alawi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Koloni ulat bulu meneror penghuni gedung SDN Kincang 01, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sejak sebulan terakhir.

Kondisi itu mengakibatkan siswa dan guru mengalami gatal-gatal hingga bentol pada tangan, kaki, dan bagian tubuh lainnya.

Kepala SDN Kincang 01, Purwandari, yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (10/2/2025), menyatakan ulat bulu mulai membentuk koloni di beberapa pohon mangga di halaman sekolah dalam sebulan terakhir.

Dampaknya, siswa dan guru sering merasakan gatal lantaran terkena bulu ulat tersebut. “Ada yang mengalami gatal-gatal. Dan ada pula yang sampai bentol-bentol karena terkena ulat bulu,” kata Purwandari.

Baca juga: Angin Kencang dan Mulai Jarang Hujan, Ulat Bulu Hidup Liar di Sekolah

Menurut Purwandari, teror ulat bulu yang berkoloni di pepohonan di halaman sekolah kian meresahkan guru dan siswa.

Purwandari mengatakan, setiap hari dia mendapatkan informasi  soal adanya siswa yang mengalami gatal-gatal akibat terkena ulat bulu. Terlebih saat ini jumlah siswa di sekolahnya mencapai 113 orang.

“Kalau ada anak yang terkena ulat bulu, langsung kami berikan bedak atau minyak kayu putih biar tidak merambat ke mana-mana,” jelas Purwandari.

Terhadap kejadian itu, kata Purwandari, manajemen sekolah sudah mencoba membasmi ulat dengan menyemprotkan insektisida. Namun, ulat bulu tetap berkembang biak.

Untuk itu, Purwandari mencoba melaporkan kejadian teror ulat bulu itu ke Damkar Pemkab Madiun.

Mendapatkan laporan tersebut, tim Damkar Pemkab Madiun langsung turun ke lokasi.

ULAT BULU,-- Inilah koloni ulat bulu yang hidup di pohon mangga di  SDN Kincang 01, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Keberadaan ulat bulu menjadikan banyak siswa dan guru mengalami gatal-gatal. KOMPAS.com/MUHLIS AL ALAWI ULAT BULU,-- Inilah koloni ulat bulu yang hidup di pohon mangga di SDN Kincang 01, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun. Keberadaan ulat bulu menjadikan banyak siswa dan guru mengalami gatal-gatal.

Petugas Damkar Kabupaten Madiun, Heri Kusuwarjaya, yang ditemui di lokasi, mengatakan bahwa untuk membasmi ulat, petugas menunggu anak pulang sekolah.

Selanjutnya, petugas menggunakan metode penyemprotan dengan insektisida hingga cairan kimia agar bisa membunuh seluruh ulat bulu.

Baca juga: Ulat Bulu Serbu Sekolah di Madiun, 10 Siswa Dipulangkan

“Agar bisa mati semua, kami semprotkan insektisida dengan alat khusus yang bisa menjangkau daerah atas pohon."

"Pasalnya, bila hanya disemprot bagian bawah, maka bagian atas pohon masih dapat berkembang biak. Dengan demikian, ulatnya akan ada terus,” tutur Heri.

Ia menambahkan, petugas membutuhkan sekitar satu jam untuk membasmi ulat bulu di lima pohon mangga yang berada di halaman sekolah. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang

Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau