SIDOARJO, KOMPAS.com - Dinas Pangan dan Pertanian (Dispaperta) Sidoarjo mengungkapkan temuan peredaran daging gelonggongan di lima pasar tradisional.
Hasil survei yang dilakukan Dispaperta melalui uji laboratorium menunjukkan bahwa setidaknya 88 persen daging yang diperiksa terindikasi sebagai daging gelonggongan.
“Kami ngambil sampel di lima pasar, 88 persen hasilnya tuh kami periksakan ke lab itu gelonggongan,” kata Kabid Produksi Peternakan Dispaperta Sidoarjo, Tony Hartono, saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (7/2/2025).
Lima pasar yang menjadi lokasi pengambilan sampel adalah Pasar Larangan, Pasar Porong, Pasar Gedangan, Pasar Krian dan Pasar Taman.
Baca juga: Polisi Selidiki Temuan 500 Kg Daging Sapi Diduga Gelonggongan di Surabaya
Tony menjelaskan, pengambilan sampel dilakukan pada pagi hari, karena jumlah daging yang terjual biasanya sudah berkurang pada siang hari.
“Sampel tersebut kami ambil saat pagi. Kalau siang sedikit gitu jumlahnya sudah sedikit (terjual),” tuturnya.
Ciri-ciri daging gelonggongan yang mudah dikenali, menurut Tony, adalah daging yang mengeluarkan tetesan air dan memiliki warna lebih pucat dibandingkan daging segar berkualitas.
Meskipun sejak 2011 aparat kepolisian dan Pemerintah Provinsi Jawa Timur telah melakukan penindakan terhadap peternak, jagal, dan penjual yang terbukti mengedarkan daging gelonggongan, praktik ini masih terus berlanjut.
“Tapi tidak memberikan efek jera dan mereka tetap memotong sampai sekarang,” bebernya.
Sebagai langkah pencegahan, mulai 17 Oktober 2024, Dispaperta Sidoarjo telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat mengenai jaminan produk halal.
Baca juga: Cara Bedakan Sapi Gelonggongan, Hindari Kecurangan Saat Beli Kurban
Pihaknya telah menjangkau berbagai kalangan, termasuk PKK, guru-guru sekolah, dan organisasi masyarakat.
“Kami sudah sosialisasi ke masyarakat kalau daging gelonggongan itu menurut fatwa MUI tidak halal karena masuk dalam penyiksaan hewan,” ujarnya.
Dispaperta mengimbau masyarakat untuk membeli daging di tempat-tempat resmi yang memiliki sertifikasi halal, seperti rumah potong hewan (RPH) atau supermarket.
“Insyaallah dagingnya bagus dan dijamin halal. Kami benar-benar ingin menjaga kualitas daging dan menjamin kehalalan,” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang