SURABAYA, KOMPAS.com - Aroma cokelat yang menggoda menyeruak dari dapur kecil milik Mayla Faiza (20) di Jalan Raden Saleh, Waru, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (4/2/2025).
Di tangannya, seloyang brownies dengan topping berbentuk hati siap memeriahkan momen Valentine tahun ini.
Setiap hari menjelang Valentine, Mela, sapaan akrabnya, bisa menghasilkan hingga 20 loyang brownies.
Harganya mulai Rp 18.000 untuk varian original, Rp 40.000 untuk brownies premium dengan topping spesial, hingga Rp 75.000 untuk paket valentine eksklusif.
"Brownies itu seperti first love, susah dilupakan," ujar Mela saat dihubungi Kompas.com pada Selasa.
Baca juga: Love Pizza, Hidangan Spesial Hotel Ciputra Surabaya untuk Rayakan Valentine
Kisah manis Mela bermula dari kelas online di Instagram. Ketertarikannya pada dunia pastry mendorongnya mengikuti baking class atau kelas membuat kue virtual. Siapa sangka, hobi ini kini menjelma menjadi bisnis yang menjanjikan.
"Yang membuat brownies saya berbeda adalah penggunaan dark chocolate premium dan tekstur fudgy yang bikin ketagihan," jelasnya.
Baca juga: Raup Untung dari Valentine, Florist Muda Surabaya Ungkap Strategi Hadapi High Season
Menurut Mela, brownies menjadi hadiah valentine yang populer karena harganya terjangkau namun tetap berkesan spesial.
"Pelanggan saya kebanyakan anak muda yang ingin memberikan hadiah berkesan tanpa menguras kantong," tambahnya.
Tak jarang, Mela mendapat pesanan unik.
"Ada yang pesan brownies untuk 'nembak' gebetan. Ada juga yang putus sebelum valentine, tapi tetap ambil pesanannya untuk dimakan sendiri," ceritanya sambil tertawa.
Mayla Faiza (20) pengusaha brownis yang kebanjiran orderan menjelang hari Valentine 2025Untuk memastikan kualitas, Mela membatasi produksi maksimal 20 loyang per hari.
"Lebih baik menolak pesanan daripada mengecewakan pelanggan dengan kualitas yang tidak maksimal," tegasnya.
Pengiriman dilayani melalui COD atau ojek daring dengan jangkauan seluruh Sidoarjo. Pemesanan bisa melalui Instagram @heytwist minimal H-3 sebelum pengiriman.
Di usianya yang baru 20 tahun, Mela membuktikan bahwa bisnis kuliner bisa dimulai dari dapur rumah.
Dengan modal kreativitas dan konsistensi, ia berhasil mengubah hobi menjadi sumber penghasilan yang menjanjikan.
"Bisnis itu seperti bikin brownies, butuh resep yang tepat dan kesabaran. Tapi yang terpenting adalah cinta dalam setiap prosesnya," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang