Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Takut Sapi Jadi Sakit, Peternak di Madiun Tolak Vaksin PMK

Kompas.com, 4 Februari 2025, 16:11 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Beberapa peternak di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, menolak melakukan vaksinasi penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi mereka.

Penolakan ini disebabkan kekhawatiran peternak sapi mereka akan jatuh sakit setelah divaksin.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun, Paryoto, mengonfirmasi kepada Kompas.com pada Selasa (4/2/2025) mengenai penolakan tersebut.

Ia menjelaskan bahwa meskipun ada peternak yang menolak, jumlahnya tidak signifikan.

Baca juga: Stok Vaksin PMK di Kediri Kosong

“Paling hanya satu dua saja yang menolak (sapinya divaksin PMK). Alasannya mereka takut karena sapi yang divaksin adalah sapi sakit,” ungkap Paryoto.

Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa vaksin PMK sebenarnya diberikan kepada sapi yang sehat. Setelah divaksin, sapi akan memiliki kekebalan terhadap virus PMK.

“Mereka takut, sapi tidak apa-apa kok malah vaksin nanti malah sakit,” tambahnya.

Untuk mengurangi penolakan vaksin PMK, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun akan melakukan sosialisasi yang lebih intensif kepada kelompok peternak.

Sosialisasi ini tidak hanya mencakup vaksinasi, tetapi juga berbagai masalah terkait ternak yang dapat disampaikan oleh petani.

Paryoto juga mengeklaim kasus PMK di Kabupaten Madiun telah melandai seiring dengan meningkatnya angka vaksinasi pada hewan ternak.

Baca juga: Kasus Harian PMK di Jatim Turun, Vaksinasi Hewan Ternak Terus Dilakukan

Saat ini, vaksinasi PMK pada ternak telah mencapai 65 persen dari total 3.525 dosis yang diterima.

“Kasus PMK sudah melandai karena sudah terkontrol. Terakhir tinggal 15 ekor dalam pemantauan,” ujarnya.

Sebagai langkah lanjutan untuk melindungi hewan ternak dari PMK, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun akan menerima bantuan 10.000 dosis vaksin PMK dari Pemprov Jawa Timur.

Vaksin ini akan disuntikkan kepada sapi, kambing, dan babi.

Sebelumnya, petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Kabupaten Madiun telah memulai vaksinasi PMK pada sapi di 15 kecamatan sejak Senin (20/1/2025).

Vaksinasi ini dilakukan setelah Pemkab Madiun menerima bantuan 3.525 dosis dari Pemprov Jawa Timur.

Baca juga: Saat Harga Sapi di Kebumen Anjlok hingga 50 Persen akibat Wabah PMK

Paryoto mengungkapkan, vaksinasi pada sapi merupakan upaya pencegahan dan pengendalian PMK di daerah tersebut.

“Tahap pertama ini kami dapat 3.525 dosis dari provinsi yang akan disebar oleh lima tim kami ke seluruh kecamatan."

"Untuk itu, kami mengimbau peternak untuk koordinatif dengan petugas menyiapkan ternaknya untuk divaksin karena terkadang ada peternak yang tidak membolehkan ternaknya divaksin,” kata Paryoto.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Kapolres Pacitan Ungkap Asal Uang Kakek Tarman yang Bagikan Rp 100.000 ke Tiap Tamu Saat Resepsi
Surabaya
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Upaya Mitigasi, BPBD Surabaya Edukasi Warga Terkait Bencana
Surabaya
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Muhaimin Iskandar Masukkan Kurikulum Kemandirian untuk Santri di Ponpes agar Siap Kerja
Surabaya
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Pemkot Surabaya Bakal Bangun Fasilitas di Lapangan Karanggayam, Termasuk Kolam Air Panas-Dingin
Surabaya
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
2 Rumah Pompa Dioperasikan, Jalan Raya Porong Lama Sidoarjo Masih Ditutup Akibat Banjir
Surabaya
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Cekcok dengan Teman, Pemuda di Malang Tewas Ditusuk Sajam
Surabaya
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Pengakuan Terduga Pencuri yang Bacok Aiptu Kurniawan di Lumajang
Surabaya
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Di Tengah Gegap Gempita Laga, Suporter Persewangi Kumpulkan Donasi untuk Bencana Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau