"Kondisi hidro-oseanografi dan morfologi pantai merupakan hal yang memengaruhi arus rip ini," ucapnya.
Kejadian yang menimpa rombongan siswa SMP 7 Kota Mojokerto tersebut merupakan contoh kecil dari banyaknya korban tenggelam karena arus rip.
Di Indonesia, korban akibat arus rip di pantai selatan Jawa terus meningkat sepanjang tahun 2017 hingga 2022.
Bahkan, data terakhir menyebutkan bahwa hampir 50 orang meninggal dunia karena terseret arus ini.
Hal terpenting agar tidak terjadi korban arus rip lagi adalah mitigasi terhadap ancaman arus mematikan ini kepada seluruh pengunjung.
Pentingnya dilakukan sosialisasi mengenai bahaya arus rip melalui seminar atau sekolah-sekolah di Indonesia.
Selain itu, perlu peningkatan fasilitas penunjang pantai seperti kapal cepat, pelampung, dan penjaga pantai yang andal.
Apabila pengunjung telanjur terseret arus rip, diharuskan menghindari arus tersebut dengan cara berenang ke samping, sejajar dengan pantai.
Dia mengingatkan pentingnya menggalakkan sosialisasi lebih masif ke seluruh lapisan masyarakat, terutama ke sekolah-sekolah yang memilih opsi pantai sebagai tempat rekreasi sekaligus belajar.
Dia juga mengajak sukarelawan yang memiliki empati tinggi untuk berjuang bersama sebagai penyuluh dan menggencarkan sosialisasi mengenai bahaya arus rip.
"Tentunya, pemerintah daerah juga harus turut andil dalam sosialisasi ini," katanya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang