Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemeriksaan Kesehatan Gratis, dari yang Senang hingga yang Rasa "Nggak" Pengaruh

Kompas.com, 24 Januari 2025, 18:47 WIB
Azwa Safrina,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Rencana program pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) yang akan mulai digelar pada Februari 2025 mendatang sambutan positif dari warga masyarakat.

Meski mengaku belum mendengar kabar itu secara jelas, Ninuk (56) seorang perawat di salah satu rumah swasta di Surabaya, mengaku senang bila memang program itu terwujud.

Baca juga: Warga Surabaya Berharap Pemeriksaan Kesehatan Gratis Tidak Ribet

Menurut dia, cara ini dapat mendorong masyarakat untuk lebih sadar akan kesehatan diri.

"Karena orang kadang kalau masuk rumah sakit sudah takut sendiri, padahal nggak ada apa-apa, hanya diperiksa saja."

"Tapi, kalau ada check up gratis ini menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kesadaran diri," kata Ninuk, yang ditemui di Jumat (24/1/2025).

Sementara itu, Sumanik (52), warga Surabaya lainnya, merasa program tersebut tidak akan terlalu berpengaruh, karena dia meyakini tidak akan bisa meluangkan waktu.

Baca juga: Soal Pemeriksaan Kesehatan Gratis, Sekda Solo: Arahan Presiden Itu Bukan Hal Baru

"Kalau bagi saya karena memang susah untuk mengatur waktu, karena harus ngurus anak, ibu saya yang sakit, ada jualan juga di rumah. Jadinya nggak terlalu berpengaruh, sih," tutur dia.

Sedangkan Diah (21), seorang mahasiswa di Surabaya menyambut baik program Pemerintah ini. "Bagus sih, kan lumayan, sewaktu ulang tahun bisa sekalian cek," kata Diah.

Ia berharap program tersebut dapat terinformasi secara luas kepada seluruh masyarakat dari berbagai kalangan. "Kan sayang kalau cuma segelintir masyarakat saja yang tahu," ujar dia.

Baca juga: Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kabupaten Magelang Mulai Februari, Ini Syaratnya

Dimulai Februari 2025

Kemenkes luncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) untuk 200 juta warga Indonesia, dengan target 100 juta orang di tahun pertama.Dok. Antara Kemenkes luncurkan program Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) untuk 200 juta warga Indonesia, dengan target 100 juta orang di tahun pertama.
Sebelumnya diberitakan, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memperkirakan program pemeriksaan kesehatan gratis akan dimulai pada Februari 2025.

Dia belum dapat memastikan tanggal program tersebut dimulai. Meski begitu, Budi menyebut pelaksanaan PKG akan dimulai setelah adanya pelantikan kepala daerah.

"Pak (Presiden) Prabowo bilangnya, ya Februari lah, kita penginnya sesudah Kepala Daerah yang definitif ditunjukkan," ujar Budi saat ditemui di Kantor Kemenkes RI, Jakarta, Rabu (22/1/2025) lalu.

Baca juga: Rincian Layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Blora

Budi menuturkan, program PKG akan berlangsung di setiap puskesmas di daerah, sehingga perlu kerja sama dengan kepala daerah.

Oleh karenanya, pemeriksaan gratis ini baru bisa dilakukan setelah adanya pelantikan kepala daerah pada Februari mendatang.

"Jadi waktunya kita tunggu dulu sampai pelantikan. Kalau enggak salah pelantikan itu tanggal 10 atau 12. Kami akan konsultasikan ke Bapak Presiden (Prabowo)," imbuh dia.

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau