MADIUN, KOMPAS.com - Curah hujan yang tinggi dalam dua bulan terakhir menjadikan panen buah durian di Kabupaten Madiun, Jawa Timur, anjlok hingga 50 persen. Kondisi itu membuat petani durian kewalahan memenuhi pesanan konsumen dari berbagai daerah.
Ketua Kelompok Tani di Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun, Winanto mengungkapkan, jumlah panen buah durian tahun ini berkurang banyak dibandingkan dengan tahun kemarin. Bahkan, penurunan panen durian mencapai 50 persen.
“Tahun ini hasil panen duriannya sedikit. Bisa dikatakan gagal panen karena dibandingkan tahun sebelumnya berkurang banyak,” kata Winanto, Selasa (21/1/2025).
Baca juga: Indonesia Bangun 240 Kampung Durian Ekspor ke China
Menurut Winanto, curah hujan yang tinggi menyebabkan banyak durian rontok sebelum masak. Hal itu menjadikan buah durian yang layak dijual ke pasaran menjadi sedikit.
“Curah hujan yang tinggi menjadi buah durian banyak yang rontok sebelum masak atau masa panennya. Kondisi ini menjadikan panen kami menjadi sedikit,” ujar Winanto.
Kendati demikian, kata Winanto, kualitas buah durian yang dihasilkan Desa Segulung tidak beda dengan panen biasanya. Pecinta durian masih dapat merasakan manisnya buah durian khas Desa Segulung.
“Untuk kualitas dan rasanya hampir sama, masih bagus dan enak. Hanya jumlah panennya yang berkurang dibanding sebelumnya,” jelas Winanto.
Baca juga: 71 Jenis Durian Lokal Bertarung Jadi Pemenang Festival Durian Bengkulu
Winanto menambahkan, berkurangnya hasil panen durian tahun ini membuat petani kesulitan memenuhi permintaan pasar. Padahal, buah durian Segulung sudah disuplai dari beberapa desa terdekat seperti Padas, Ngranget, Mendak hingga Batok.
Untuk jenis buah durian yang dijual saat ini mulai dari lokal, durian lokal kawuk, montong, duri hitam, bawor, dan musang king. Untuk harganya mulai Rp 25.000 hingga Rp 250.000 sampai Rp 300.000 per buah.
Senada dengan Winanto, Sarji, petani durian asal Desa Ngranget menyatakan banyak petani yang gagal panen. Cuaca yang ekstrem dengan curah hujan yang tinggi menjadikan pohon duriannya gagal berbuah.
“Curah hujan yang tinggi menjadikan pohon durian kami gagal berbuah. Saat berbunga banyak yang rontok karena diterjang hujan terus menerus,” kata Sarji.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang