MADIUN, KOMPAS.com – Sebanyak 18 warga Kota Madiun, Jawa Timur, dilaporkan terinfeksi penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga pertengahan Januari 2025.
Kasus DBD terbanyak ditemukan di Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, dengan empat kasus terkonfirmasi.
Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (KB) Kota Madiun, dr Denik Wuryani, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus DBD disebabkan oleh masih banyaknya tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar.
Baca juga: 46 Warga Dirawat di RSUD Caruban Madiun akibat DBD
“Banyak perindukan nyamuk di lingkungan. Untuk itu, kami selalu mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, harus rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” kata Denik.
Selain di Kelurahan Sogaten, kasus DBD terbanyak kedua tercatat di Kelurahan Manisrejo dengan tiga kasus.
Sementara itu, masing-masing dua kasus ditemukan di Kelurahan Mojorejo, Demangan, dan Winongo.
Enam kasus lainnya terjadi di Kelurahan Kanigoro, Madiun Lor, Josenan, Taman, dan Kejuron.
Denik menambahkan bahwa setiap temuan kasus DBD langsung ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi.
Proses ini bertujuan untuk mengetahui penyebab, sumber, dan cara penularan penyakit.
Baca juga: Musim Hujan, Dinkes Kota Pasuruan Ingatkan Bahaya DBD
Jika hasil penyelidikan memenuhi syarat, maka akan dilakukan fogging atau pengasapan.
Dari 16 kasus yang terjadi, Dinas Kesehatan Kota Madiun telah melakukan pengasapan di beberapa kelurahan.
Untuk pengasapan, Dinas Kesehatan Kota Madiun melaksanakan dua kali di setiap titik.
Hal ini dilakukan karena fogging awal hanya membunuh nyamuk dewasa.
“Fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa. Makanya kami lakukan dua siklus, di mana siklus kedua dilakukan satu minggu kemudian,” ujar Denik.
Agar tidak terjangkit DBD, Denik mengajak warga untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
Baca juga: 8 Orang di Kebumen Terjangkit DBD, Pemkab Gelar PSN Serentak
Langkah ini penting untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk sehingga tidak cepat berkembang biak.
“Lewat PSN kita dapat mengatasi jentik-jentik nyamuk dengan menerapkan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Selain itu, kebersihan lingkungan harus dijaga,” ungkap Denik.
Selain itu, warga juga dapat melakukan upaya pencegahan lainnya, seperti menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang tirai.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang