Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Banyak Perindukan Nyamuk, 18 Warga Kota Madiun Terinfeksi DBD

Kompas.com, 17 Januari 2025, 09:39 WIB
Muhlis Al Alawi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com – Sebanyak 18 warga Kota Madiun, Jawa Timur, dilaporkan terinfeksi penyakit demam berdarah dengue (DBD) hingga pertengahan Januari 2025.

Kasus DBD terbanyak ditemukan di Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, dengan empat kasus terkonfirmasi.

Kepala Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (KB) Kota Madiun, dr Denik Wuryani, mengungkapkan bahwa peningkatan kasus DBD disebabkan oleh masih banyaknya tempat perindukan nyamuk di lingkungan sekitar.

Baca juga: 46 Warga Dirawat di RSUD Caruban Madiun akibat DBD

“Banyak perindukan nyamuk di lingkungan. Untuk itu, kami selalu mengajak masyarakat menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, harus rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk,” kata Denik.

Selain di Kelurahan Sogaten, kasus DBD terbanyak kedua tercatat di Kelurahan Manisrejo dengan tiga kasus.

Sementara itu, masing-masing dua kasus ditemukan di Kelurahan Mojorejo, Demangan, dan Winongo.

Enam kasus lainnya terjadi di Kelurahan Kanigoro, Madiun Lor, Josenan, Taman, dan Kejuron.

Denik menambahkan bahwa setiap temuan kasus DBD langsung ditindaklanjuti dengan penyelidikan epidemiologi.

Proses ini bertujuan untuk mengetahui penyebab, sumber, dan cara penularan penyakit.

Baca juga: Musim Hujan, Dinkes Kota Pasuruan Ingatkan Bahaya DBD

Jika hasil penyelidikan memenuhi syarat, maka akan dilakukan fogging atau pengasapan.

Dari 16 kasus yang terjadi, Dinas Kesehatan Kota Madiun telah melakukan pengasapan di beberapa kelurahan.

Untuk pengasapan, Dinas Kesehatan Kota Madiun melaksanakan dua kali di setiap titik.

Hal ini dilakukan karena fogging awal hanya membunuh nyamuk dewasa.

“Fogging ini hanya membunuh nyamuk dewasa. Makanya kami lakukan dua siklus, di mana siklus kedua dilakukan satu minggu kemudian,” ujar Denik.

Agar tidak terjangkit DBD, Denik mengajak warga untuk rajin melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Baca juga: 8 Orang di Kebumen Terjangkit DBD, Pemkab Gelar PSN Serentak

Langkah ini penting untuk mengurangi tempat perindukan nyamuk sehingga tidak cepat berkembang biak.

“Lewat PSN kita dapat mengatasi jentik-jentik nyamuk dengan menerapkan 3M (menguras, menutup, dan mengubur). Selain itu, kebersihan lingkungan harus dijaga,” ungkap Denik.

Selain itu, warga juga dapat melakukan upaya pencegahan lainnya, seperti menggunakan lotion anti nyamuk dan memasang tirai.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau