Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Terbaru Kecelakaan Maut di Kota Batu, Ada Tiga Bus dalam Rombongan yang Tak Laik Jalan

Kompas.com, 9 Januari 2025, 16:53 WIB
Nugraha Perdana,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

BATU, KOMPAS.com - Kecelakaan bus pariwisata di Kota Batu, Jawa Timur, mengungkap fakta mengejutkan bahwa terdapat tiga bus lain dalam rombongan yang dinyatakan tidak laik jalan.

Rombongan pelajar SMK dari Bali yang terlibat dalam insiden ini berjumlah sekitar 160 orang.

Setelah kecelakaan yang melibatkan bus dengan nomor polisi DK 7942 GB, seluruh rombongan menginap di salah satu tempat rest area di Jalan Raya Oro-Oro Ombo.

Kombes Pol Komarudin SIK MM, Direktur Lalu Lintas Polda Jatim, menjelaskan bahwa ketiga bus yang dinyatakan tidak laik jalan telah menjalani pemeriksaan.

Baca juga: Hasil Sementara Olah TKP, Sopir Bus Pariwisata di Kota Batu Tahu Rem Blong sejak di Jalan Imam Bonjol

"Kondisi ketiga bus tersebut seperti adanya kondisi ban yang retak, KIR mati, dan lainnya," kata Kombes Pol Komarudin.

Pihak kepolisian juga akan meminta keterangan lebih lanjut dari pihak travel dan Perusahaan Otobus (PO).

"Yang lebih fatal, kondisi fisik yang tidak diperhatikan. Salah satu bus ini memiliki ban belakang yang retak atau pecah."

"Dua bus lainnya juga mengalami masalah serupa, dengan ban yang halus dan KIR yang mati, serta surat-surat yang tidak ada," tambahnya.

Saat ini, ketiga bus tersebut diamankan oleh kepolisian dan rombongan pelajar tidak diperkenankan menggunakan bus tersebut untuk melanjutkan perjalanan guna mencegah terulangnya kecelakaan yang sama.

Kombes Pol Komarudin mengungkapkan bahwa bus yang terlibat kecelakaan fatal berada di urutan ketiga dengan jarak 10 menit dari bus kedua saat perjalanan.

Baca juga: Dokumen Bus Pariwisata Pemicu Kecelakaan Maut di Kota Batu Kedaluwarsa

"Saat itu, mereka seharusnya sudah menyeberang di Ketapang pada pukul 4 atau 5 subuh, namun semalam mereka masih berada di Batu," ujarnya.

Sopir bus yang terlibat kecelakaan juga diketahui baru bekerja di perusahaan tersebut kurang dari sebulan.

"Informasinya, sopir yang menabrak itu baru bekerja sebulan. Dia mulai bekerja pada 22 Desember lalu, jadi baru sekitar 2-3 minggu," ujar Komarudin.

Hari ini, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dengan menerjunkan tim traffic accident analysis (TAA) untuk menyelidiki faktor-faktor penyebab kecelakaan.

"Nanti akan terlihat berapa kecepatannya dan apa yang mengganggu," katanya.

Halaman:


Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau