KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Kabupaten Sidoarjo terendam banjir akibat luberan air sungai dan air rob.
BPBD Sidoarjo melaporkan, beberapa titik di Sidoarjo yang teredam banjir hingga Senin (16/12/2024) di antaranya Desa Bluru, Sekadangan, Boro, Ngaban, Sumorame dan Kalitengah.
“Terparah di Tanggulangin dan Candi ini, kecamatan lain normal,” kata Moch Solichan, Kabid Kedaruratan, Logistik, Rehabilitasi dan Rekonstruksi kepada Kompas.com.
Pantauan Kompas.com di lapangan, ketinggian banjir di Desa Boro Kecamatan Candi dan Desa Ngaban Kecamatan Tanggulangin mencapai 50 sentimeter.
“Total warga terdampak di Ngaban itu 1.627 warga dan Boro 1.601 warga, tapi ini masih kami asesmen,” tuturnya.
Baca juga: Penyebab Banjir Parah di Desa Ngaban dan Desa Boro Sidoarjo
Sementara itu, banjir di Desa Sumorame, Desa Kalipecabena, Desa Sugihwaras, Desa Bulusidokare, Desa Sidoklumpuk, Desa Rangkah Kidul, rata-rata memiliki ketinggian air sekitar 20-40 sentimeter.
Solichan mengungkapkan, banjir di kawasan Tanggulangin dan Candi tersebut diakibatkan dari luapan air sungai, penumpukan eceng gondok, dan air rob.
Hal itu juga berlaku di Kecamatan Buduran karena intensitas hujan tinggi dan dampak air rob mencapai 130 sentimeter.
“Ketinggiannya hari ini 130 sentimeter. Mau enggak mau menunggu pasang surut air laut di situ,” ujarnya.
Tahun sebelumnya, tiga desa di Kecamatan Tanggulangin yang menjadi langganan banjir Desa Banjarpanji, Desa Kedungbanteng, dan Desa Banjarasri.
“Tahun kemarin ada 1.000 rumah di sempadan sungai sudah dilebarkan sehingga volumenya berkurang. Tahun ini di tiga desa itu belum ada tanda-tanda banjir,” terangnya.
Sebelumnya, banjir parah merendam wilayah Kecamatan Taman, Tarik, Buduran, dan Waru. Namun, Solichan menyebut saat ini banjir di wilayah tersebut sudah surut.
“Kalau di Waru, Krian, Taman dampaknya terkait dengan menumpuknya eceng gondok di sungai tapi kemarin sudah dinormalisasikan untuk memperlancar aliran,” ucapnya.
Baca juga: Banjir Parah, Aktivitas Warga Desa Ngaban dan Boro di Sidoarjo Lumpuh
BPBD Sidoarjo telah menyalurkan sejumlah bantuan logistik kepada warga yang terdampak, yaitu makanan, terpal, dan karung.
“Sekarang teman-teman lagi asesmen kalau memang dibutuhkan harus bikin tenda darurat untuk pengungsian maka kita diskusikan. Tapi terus terang sekarang belum ada warga perlu tenda darurat untuk pengusian,” ujar Solichan.
Pria yang akrab disapa Cak Kan tersebut memastikan bahwa BPBD Sidoarjo belum menerima adanya laporan korban jiwa.
“Nihil korban. Kami masih mendata warga yang sepuh (lansia),” pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang