Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kesaksian Warga Terkait Mobil Terseret Angin Kencang hingga Tercebur ke Sungai di Surabaya

Kompas.com, 29 November 2024, 17:46 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Angin kencang yang melanda Surabaya pada Jumat (29/11/2024) memberikan dampak cukup parah. Bahkan sebuah mobil terseret dan tercebur ke sungai.

Peristiwa itu terjadi di Jalan Raya Dharmahusada, Kecamatan Gubeng, Surabaya. Warga menyebut, mobil yang tercebur karena terbawa angin kencang belum diangkat.

Berdasarkan pantuan Kompas.com, puluhan warga terlihat berhamburan keluar usai terjadinya angin kencang. Mereka melihat kondisi bangunan pascaperistiwa tersebut.

Seorang petugas keamanan, Agus, mengatakan bahwa mobil Innova hitam yang terseret itu merupakan milik warga setempat. Kendaraan itu baru saja diparkir pemiliknya.

Baca juga: Hujan Angin di Surabaya: Pohon Tumbang, Mobil Terjun ke Sungai

"(Parkirnya) itu dekat mobil itu, iya berjejer di situ (bantaran sungai). Dia kan habis keluar terus taruh situ, dia pulang," kata Agus ketika ditemui di sekitar lokasi kejadian, Jumat (29/11/2024).

Kemudian, kata Agus, angin kencang tiba-tiba melanda lokasi tersebut. Selanjutnya, salah satu warga melapor kepadanya ada sebuah mobil terseret angin hingga masuk ke sungai.

"Saya tanya (pemilik mobil) mau ke mana, katanya bentar tak pulang, terus ada angin kencang itu. Terus ada laporan warga itu katanya ada mobil tercebur sungai. Padahal sudah dihand rem (rem tangan)," ujarnya.

Salah satu warga, Dhani, mengungkapkan, mobil tersebut belum dievakuasi. Saat ini, kendaraanya sudah tenggelam di dasar sungai Jalan Raya Dharmahusada.

"Tadi parkir di sini (bantaran sungai), terus pas angin kebawa. Itu mobilnya tenggelam, yang ada gelembungnya, sampai sekarang belum dievakuasi nanti paling nunggu mobil derek," kata Dhani.

Baca juga: Pemkab Bantul Terbitkan Imbauan soal Persiapan Hadapi Banjir dan Angin Kencang

Diberitakan sebelumnya, tampak ratusan petugas mulai mendatangi lokasi sekitar pukul 15.30 WIB. Mereka menggunakan gergaji mesin serta tangan kosong saat memotong pohon.

Sedangkan, sejumlah pohon yang tumbang tersebut juga menimpa kabel listrik sehingga menjuntai ke tanah. Akibatnya, seluruh bangunan mengalami pemadaman listrik.

Salah satu warga, Rama (27), warga Dharmahusada, mengatakan, angin kencang tersebut terjadi sejak pukul 15.00 WIB. Ketika itu, dia tetap ketakutan meski berada di dalam rumah.

"Ya, sekitar pukul 15.00 WIB kejadiannya, posisinya saya di dalam rumah, tapi anginnya kenceng banget, jelas takut," kata Rama ketika ditemui di sekitar lokasi kejadian, Jumat (29/11/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Lokomotif Kereta Kertanegara Mogok di Kediri, Perjalanan Molor 151 Menit
Surabaya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau