Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Debat Publik Pilkada Kediri Berjalan Sengit, 2 Paslon Adu Argumen

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 06:24 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Debat publik perdana Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Kamis (24/10/2024) malam, berlangsung sengit dengan saling sentil dan saling serang antar-pasangan calon.

Kedua pasangan calon tersebut yakni paslon nomor urut 1 Deny Widyanarko-Mudawamah dan paslon nomor urut 2 Hanindhito Himawan Pramana-Dewi Mariya Ulfa yang merupakan petahana.

Semua segmen sejak dimulainya debat dengan tema pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga kependudukan itu suasananya berlangsung cukup keras.

Baca juga: Pemkab Kediri Buka 850 Lowongan PPPK untuk Tenaga Honorer

Segmen pertama tentang disparitas akses internet bagi pelajar, misalnya, kedua pasangan tersebut sudah langsung saling adu argumen.

Yakni, dimulai dengan Deny yang mengkritik kepemimpinan Dhito yang dinilainya gagal dalam menunaikan janji politiknya perihal pemerataan akses digital.

“Kami punya program WiFi gratis tiap dusun. WiFi gratis di setiap dusun ini sebenarnya pernah dijanjikan oleh paslon 2, tapi karena tidak ditunaikan ke depan kami yang tunaikan,” kata Deny yang langsung disambut teriakan oleh pendukungnya.

Baca juga: Pilkada Kediri, Petahana Pamer Infrastruktur hingga Janji Program Makan Bergizi 30.000 Siswa PAUD

Dhito dalam kesempatan tanggapan, langsung meresponsnya dengan menganggap Deny salah memahami maksud pertanyaan panelis dan Dhito meluruskannya bahwa obyek pertanyaan adalah pelajar bukan dusun.

“Yang ditanyakan adalah disparitas (internet) siswa-siswi yang tinggal di pegunungan dan perkotaan. Di sekolah, bukan di dusun. Itu kami di periode pertama kalau ada kekurangan ya wajar,” ujar Dhito menanggapi Deny.

Dalam segmen yang lain, Deny mempertanyakan banyak program dalam visi dan misi selama masa kepemimpinan Dhito yang dianggapnya tidak terlaksana. Serta menyoroti kondisi Kabupaten Kediri yang disebutnya tertinggal dengan wilayah tetangga, misalnya tentang indeks pembangunan manusia yang tertinggal dari Kota Kediri.

Hal tersebut langsung ditanggapi Dhito dengan menyebutkan sejumlah capaian pembangunan fisik dan non-fisik hingga prestasi yang telah diraihnya. Pembangunan pasar hingga jembatan yang disebutnya sebagai penunjang pertumbuhan investasi dan ekonomi hingga kawasan aerotropolis dengan adanya bandara.

“IPM kita 74,68. Penduduk Kota Kediri hanya 400.000 (bukan perbandingan) kita 1,7 juta penduduk. Kalau dianggap kami enggak punya program, kami punya bukti,” jawab Dhito.

Selanjutnya, Dhito dalam kesempatan bertanya mempertanyakan Deny perihal mitigasi conflict of interest jika seorang kepala daerah yang kebetulan berlatar belakang pengusaha mempunyai usaha di daerah yang dipimpinnya.

Dhito juga menyampaikan adanya perusahaan yang dianggapnya tidak mentaati peraturan yang ada. Perihal perusahaan tersebut disampaikan Dhito dalam beberapa kesempatan berbicara.

Poin ini akhirnya memicu perdebatan yang cukup sengit antar-keduanya.

Deny yang berlatar belakang pengusaha rokok tersebut langsung menganggap hal tersebut sebagai serangan personal dan menyatakan kalau dirinya sudah keluar dari perusahaan rokok tersebut.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau