SURABAYA, KOMPAS.com - Program SMA double track Jawa Timur yang ada di 133 SMA dan tersebar di 28 kabupaten/kota se-Jatim telah menghasilkan transaksi Rp 9 miliar.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur Aries Agung Paewai mengatakan, pendapatan Rp 9 miliar itu berasal dari unit usaha yang dikembangkan siswa sekolah SMA double track.
Program ini dirancang untuk memberikan keterampilan tambahan kepada siswa SMA agar siap menghadapi dunia kerja dan industri. Terutama bagi mereka yang tidak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
"Penghasilan, transaksi dari anak-anak kita dari total seluruh double track sudah sampai Rp 9 miliar. Ini luar biasa," kata Aries di Graha ITS Surabaya, Selasa (22/10/2024).
Baca juga: Program SMA Double Track Hasilkan Transaksi Senilai Hampir Rp 3 Miliar
Ia menjelaskan, ada 13 program SMA double track yang dikembangkan Dinas Pendidikan Jatim bersama dengan Instsitut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.
Yakni, tata rias pengantin berhijab, merias wajah panggung, tata kecantikan rambut, pengolahan pastry bakery, serta makanan ringan dan minuman
Kemudian pembuatan makanan Indonesia, tune up sepeda motor, perawatan perbaikan alat elektronika, fotografi, dan video editing.
Selanjutnya, desain grafis, merancang mode busana, dan merancang busana muslim.
Menurut Aries, program ini sangat penting dalam menghadapi tantangan zaman, terutama bagi generasi Z atau generasi strawberry.
"Kita ini sudah masuk di generasi Z atau generasi strawberry di mana anak-anak kita kurang tangguh untuk menyiapkan dirinya masuk di berbagai dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja. Mereka kurang siap untuk itu," ujar dia.
Melalui program tersebut, anak-anak diberi berbagai kompetensi khusus kepada siswa, seperti tata rias, tata boga, keterampilan elektronik, dan desain digital.
"Walaupun dia lulusan SMA, kita bekali mereka dengan kompetensi-kompetensi khusus supaya pada saatnya nanti mereka lulus di SMA, mereka bisa lebih siap untuk menghadapi dunianya," ujar dia.
Program SMA Double Track juga bertujuan untuk mengatasi masalah pengangguran di Jawa Timur. Terlebih lagi, jumlah lapangan pekerjaan saat ini semakin kecil.
Baca juga: CSIS: 75 Persen Sekolah Kejuruan Diselenggarakan Pihak Swasta
Lulusan SMA, yang tidak memiliki kompetensi khusus dan tidak bisa melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi karena faktor ekonomi, akan kesulitan mendapatkan pekerjaan.
"Apalagi sekarang banyak lapangan pekerjaan sudah semakin sempit, mereka agak sulit untuk masuk itu."