Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga di Banyuwangi Selalu Pasang Foto Presiden dan Wakil Presiden di Ruang Tamu

Kompas.com, 22 Oktober 2024, 09:15 WIB
Rachmawati,
Andi Hartik

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ada yang berbeda saat masuk ke salah satu ruang di sebuah rumah yang ada di Jalan HOS Cokroamonoto, Lingkungan Cungking, Kecamatam Giri, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Deretan foto-foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa terpasang di dinding bagian atas di ruang dalam.

Sementara foto Joko Widodo, Presiden ke-7 Republik Indonesia dan foto K.H. Ma'ruf Amin, Wakil Presiden ke-13 Republik Indonesia masih terpasang di ruang tamu.

"Ini sudah pesan foto presiden dan wakil presiden yang baru untuk dipasang menggantikan presiden dan wakil sebelumnya. Setelah itu foto Pak Jokowi dan Pak Ma'ruf Amin akan dipindah ke ruangan dalam," kata Yovita Atmadjaja saat ditemui Kompas.com di rumahnya, Selasa (21/10/2024).

Ia bercerita keluarganya memiliki foto semua presiden dan wakil presidan Indonesia dari masa ke masa yang disimpan di ruang khusus yang dulu menjadi ruang kerja sang ayah, Hardy Atmajaja yang telah meninggal dunia pada tahun 2000.

"Semua lengkap. Hanya foto Pak Budiono yang enggak dipasang karena sempat jatuh dan belum sempat dipasang lagi," kata perempuan yang menjabat sebagai Rektor Universitas 17 Agustus 1945 (Untag) Banyuwangi.

Koleksi foto-foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa milik warga di Kabupaten BanyuwangiKOMPAS.com/RACHMAWATI Koleksi foto-foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa milik warga di Kabupaten Banyuwangi
Yovita bercerita, keluarganya memiliki kebiasaan mengganti foto presiden yang dipasang di ruang tamu setiap ada pergantian presiden sejak di era Soekarno.

Kebiasaan tersebut sudah dilakukan sejak keluarga mereka masih tinggal di Bandung. Yovita kemudian menunjukkan beberapa koleksi foto Soekarno serta foto Soeharto saat pertama kali dilantik menjadi presiden.

"Kalau ini ada beberapa foto Seokarno. Nah itu Suharto. Masih muda kan ya?. Kalau sebelahnya itu Sri Sultan Hamengku Buwono IX , wakil peresiden yang kedua, " kata Yovita menujukkan foto Presiden ke-2 berwarna hita putih.

Walau sang ayah suda hmeninggal, keluarga masih melakukan rutinitas lima tahunan mengganti foto presiden dan wakilnya.

Sementara itu, Lennawaty (81), ibunda dari Yovita bercerita sejak menikah tahun 1961, sang suami selalu memasang foto presiden RI di ruang tamu rumah mereka di Bandung.

"Saat pindah ke Banyuwangi tahun 1976 semua foto-foto presiden dan wakilnya juga dibawa ke sini. Semuanya enggak ada yang ditinggal. Nasionalisme suami saya sangat tinggi," kata Lennawaty.

Menurut Lennawaty, ada masa saat foto Soekarno dilarang dipasang dan saat itu mereka menuruti aturan tersebut. Walau tak dipasang di dinding rumah, mereka tetap menyimpan foto presiden pertama Indonesia di rumah mereka.

"Setelah pindah ke rumah yang sekarang dan sudah tidak ada aturan itu lagi, foto Soekarno kembali dipasang," tambah dia.

Lennawaty, salah satu warga Banyuwangi yang mengkoleksi foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa.KOMPAS.com/RACHMAWATI Lennawaty, salah satu warga Banyuwangi yang mengkoleksi foto presiden dan wakil presiden Indonesia dari masa ke masa.
Lennawaty mengatakan, saat suaminya masih hidup, mereka mendapatkan foto resmi presiden dan wakilnya dari kantor. Kini, foto resmi lebih mudah dibeli di pasaran.

"Dulu ya dapatnya dari kantor suami saya, terus dipigura dan dipasang," kata dia.

Lennawaty mengaku mengikuti semua masa dari kepemimpinan Soekarno sampai Joko widodo dan kini memasuki kepemimpinan Prabowo.

"Semuanya pasti ada ceritanya yaa," kata dia sambil tertawa. Tapi dia mengakui bahwa presiden yang memiliki kesan baginya adalah Soekarno.

"Rasanya melihat perjuangannya dulu karena kan kemerdekaan yaa. Cukup suit. Perjalannnya itu menginspirasi. Suami saya juga sangat mengagumi Soekarno," kata Lennawaty.

Di kepemimpinan Prabowo-Gibran, Lennawaty pun berharap agar kehidupan masyarakat Indonesia lebih baik.

"Semuanya, baik kemakmuran, ekonomi. Semuanya lebih baik dibandingkan sebelumnya," kata dia.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau