MADIUN, KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Madiun memilih lima panelis dari luar Kabupaten Madiun untuk menyusun berbagai pertanyaan bagi dua paslon dalam debat perdana Pilkada Kabupaten Madiun 2024 yang akan digelar hari ini, Selasa (22/10/2024).
Dua dari lima panelis yang dipilih KPU Kabupaten Madiun yakni dua dosen UGM yang pernah menjadi panelis debat capres 2024.
Ketua KPU Kabupaten Madiun, Nur Anwar yang dikonfirmasi Kompas.com, Senin (21/10/2024), menyatakan, pemilihan lima panelis dari luar Kabupaten Madiun agar terjamin netralitas dan independensinya. Apalagi, dua dari lima anggota panelis sudah berpengalaman menjadi panelis di debat Pilpres 2024.
“Ada dua panelis yang juga panelis saat debat Pilpres 2024 lalu, yakni Mada Sukmajati seorang pakar Ilmu Politik dari UGM dan Arie Sujito seorang sosiolog dari UGM juga,” kata Anwar.
Baca juga: Kampanye di Madiun, Risma Ungkap Ingin Tata PKL supaya Naik Kelas
Anwar mengatakan, debat pasangan calon bupati dan wakil bupati Madiun digelar di Restoran dan Losmen Icha Orient Tarsan hari ini. Tema yang diangkat dalam debat pertama yakni tata kelola pemerintah, penegakan hukum dan pemberdayaan desa.
Menurut Anwar, tema-tema debat yang diangkat disusun sendiri oleh KPU disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Pemerintah Kabupaten Madiun tahun 2025-2045. Tak hanya itu, penentuan tema debat juga mengacu pada Peraturan KPU Nomor 13 Tahun 2024 dan Keputusan KPU Kabupaten Madiun Nomor 935 Tahun 2024.
Baca juga: Pemkab Madiun Pecat Dirut Umbul Square Imbas Penjualan 7 Satwa Titipan BKSDA
“Jadi untuk subtema debat kali ini berkenaan dengan pembangunan desa, reformasi birokrasi, penegakan hukum dan pemberantasan korupsi serta keamanan dan inklusivitas sosial. Sedangkan untuk pertanyaan debat yang menyusun dari tim panelis sendiri,” kata Anwar.
Anwar menambahkan, mekanisme debat sudah dirancang sedemikian rupa dengan mempertimbangkan asas adil dan berimbang. Salah satunya pada urutan paslon ketika menyampaikan gagasan dan menjawab pertanyaan akan dibagi adil per segmen.
Teknisnya, urutan penyampaian pernyataan dan menjawab dilakukan secara bergiliran. Dari enam segmen akan dimulai segmen pertama nomor urut satu selanjutnya segmen kedua nomor urut dua. Dengan demikian tidak ditentukan berdasarkan nomor urut kedatangan paslon.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang