Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Bocah Umur 5 Tahun Tewas di Saluran Pengairan Sawah di Kediri

Kompas.com, 8 Oktober 2024, 14:31 WIB
M Agus Fauzul Hakim,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KEDIRI, KOMPAS.com - Dua bocah di Desa Mojoayu, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas tenggelam di saluran pengairan sawah desa.

Kedua korban yakni Naufal Rayyan dan Furqon Al Fajar hidup bertetangga dan sama-sama berusia lima tahun.

Kedua anak tersebut diduga tenggelam saat memancing ikan di sungai berkedalaman 1,5 meter.

Kepala Kepolisian Sektor Plemahan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bowo Wicaksono mengatakan, peristiwa itu bermula saat kedua korban pergi memancing pada Senin kemarin.

“Sekitar jam 10.00 WIB salah satu korban pamit mancing kepada keluarganya,” ujar AKP Bowo Wicaksono pada Kompas.com, Selasa (8/12024).

Baca juga: Dua Remaja di Jembrana Tewas Tenggelam saat Mandi di Sungai

Keduanya pun lantas berangkat ke sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah mereka, sambil membawa perlengkapan memancing.

Seorang saksi mata mengaku, pada sekitar pukul 11.30 WIB sempat terlihat keduanya memancing di tepi sungai.

Bahkan saksi yang juga adalah tetangga para korban, dan kebetulan lewat di lokasi sempat menyarankan keduanya untuk pulang karena hari semakin panas.

Namun, hingga sekitar pukul 13.00 WIB keduanya tidak kunjung pulang. Sehingga keluarganya berinsiatif melakukan pencarian, namun upaya itu tidak menemukan hasil.

Para tetangga lainnya yang mengetahui kebingungan orangtua korban, lantas turut membantu mencari.

Saat pencarian kembali di sekitaran sungai, mereka tetap tidak mendapati keberadaan korban.

Baca juga: Bocah 6 Tahun di Boyolali Ditemukan Tewas Tenggelam di Embung

Namun mereka mendapati pakan umpan pancing milik para korban. Keberadaan umpan tersebut memantik kecurigaan bahwa korban tenggelam.

Warga yang curiga lantas berupaya menguras sungai tersebut dengan cara membuka pintu saluran airnya. Benar saja, di dasar sungai tersebut kedua korban ditemukan.

Keduanya kemudian dibawa dari sungai lalu pulang ke rumah masing-masing untuk dibersihkan. Setelah pemulasaraan, jenazah kemudian dimakamkan.

“Dari pemeriksaan tidak ada tanda-tanda luka penganiayaan. Korban kemudian dimakamkan,” lanjut Bowo.

Pihak keluarga juga menerima peristiwa tersebut sebagai suatu musibah, sehingga menolak otopsi. Penolakan itu dinyatakan melalui sebuah surat penyataan.

Baca juga: Mandi di Sungai, 3 Bocah di Nagekeo Tewas Tenggelam

Bowo menambahkan, berkaca dari peristiwa itu polisi lantas mengingatkan kepada para orangtua agar senantiasa mengawasi anak, untuk menghindari terjadi peristiwa semacam ini.

“Kepada orangtua agar betul-betul lebih waspada untuk kegiatan anak-anak yang berbahaya,” ungkap dia. 

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau