KEDIRI, KOMPAS.com - Dua bocah di Desa Mojoayu, Kecamatan Plemahan, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, ditemukan tewas tenggelam di saluran pengairan sawah desa.
Kedua korban yakni Naufal Rayyan dan Furqon Al Fajar hidup bertetangga dan sama-sama berusia lima tahun.
Kedua anak tersebut diduga tenggelam saat memancing ikan di sungai berkedalaman 1,5 meter.
Kepala Kepolisian Sektor Plemahan Ajun Komisaris Polisi (AKP) Bowo Wicaksono mengatakan, peristiwa itu bermula saat kedua korban pergi memancing pada Senin kemarin.
“Sekitar jam 10.00 WIB salah satu korban pamit mancing kepada keluarganya,” ujar AKP Bowo Wicaksono pada Kompas.com, Selasa (8/12024).
Baca juga: Dua Remaja di Jembrana Tewas Tenggelam saat Mandi di Sungai
Keduanya pun lantas berangkat ke sungai yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah mereka, sambil membawa perlengkapan memancing.
Seorang saksi mata mengaku, pada sekitar pukul 11.30 WIB sempat terlihat keduanya memancing di tepi sungai.
Bahkan saksi yang juga adalah tetangga para korban, dan kebetulan lewat di lokasi sempat menyarankan keduanya untuk pulang karena hari semakin panas.
Namun, hingga sekitar pukul 13.00 WIB keduanya tidak kunjung pulang. Sehingga keluarganya berinsiatif melakukan pencarian, namun upaya itu tidak menemukan hasil.
Para tetangga lainnya yang mengetahui kebingungan orangtua korban, lantas turut membantu mencari.
Saat pencarian kembali di sekitaran sungai, mereka tetap tidak mendapati keberadaan korban.
Baca juga: Bocah 6 Tahun di Boyolali Ditemukan Tewas Tenggelam di Embung
Namun mereka mendapati pakan umpan pancing milik para korban. Keberadaan umpan tersebut memantik kecurigaan bahwa korban tenggelam.
Warga yang curiga lantas berupaya menguras sungai tersebut dengan cara membuka pintu saluran airnya. Benar saja, di dasar sungai tersebut kedua korban ditemukan.
Keduanya kemudian dibawa dari sungai lalu pulang ke rumah masing-masing untuk dibersihkan. Setelah pemulasaraan, jenazah kemudian dimakamkan.
“Dari pemeriksaan tidak ada tanda-tanda luka penganiayaan. Korban kemudian dimakamkan,” lanjut Bowo.
Pihak keluarga juga menerima peristiwa tersebut sebagai suatu musibah, sehingga menolak otopsi. Penolakan itu dinyatakan melalui sebuah surat penyataan.
Baca juga: Mandi di Sungai, 3 Bocah di Nagekeo Tewas Tenggelam
Bowo menambahkan, berkaca dari peristiwa itu polisi lantas mengingatkan kepada para orangtua agar senantiasa mengawasi anak, untuk menghindari terjadi peristiwa semacam ini.
“Kepada orangtua agar betul-betul lebih waspada untuk kegiatan anak-anak yang berbahaya,” ungkap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang