Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penusukan di Warung Kopi Sidoarjo, Pelaku Mengaku Diprovokasi Korban

Kompas.com, 7 Oktober 2024, 08:21 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Tersangka penusukan di Sidoarjo, Jawa Timur (Jatim), Agung Prayudya (29), mengaku diprovokasi korban sebelum melakukan penusukan.

Diketahui Agung nekat menusuk MW (26) usai melihatnya berboncengan dengan sang istri. 

Kuasa hukum tersangka, Mohammad Syahid mengatakan Agung sempat mengajak korban, MW (26), warga Kwangsan, Sedati, untuk berbincang di rumahnya.

Sebab, istrinya, PL telah dibonceng korban ketika pulang, sekitar pukul 23.00 WIB.

Baca juga: Kronologi Penusukan Maut di Warung Kopi Sidoarjo, Awalnya Cemburu

"Kejadian penusukan terjadi setelah upaya perdamaian dilakukan," ungkap Syahid saat dikonfirmasi, Minggu (6/10/2024).

"Namun, dalam proses tersebut, korban justru menunjukkan sikap yang provokatif dengan mendelik (melotot dan memancing emosi pelaku," tambahnya.

Selain itu, kata Syahid, korban juga sempat dibawa ke Puskesmas Sedati, agar segera mendapatkan penanganan. Kemudian, pria tersebut dirujuk untuk ditangani di RSUD Sidoarjo.

"Setelah itu, pihak puskesmas justru merujuk korban ke RSUD Sdioarjo, bukan ke rumah sakit terdekat. Hal ini menyebabkan keterlambatan dalam penanganan korban," ujarnya.

Syahid menyebut, provokasi dan penanganan korban tersebut merupakan peristiwa yang sebenarnya. Dia juga berharap, agar aparat kepolisian menangani proses hukum klien dengan baik.

"Klarifikasi ini dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai insiden (penikaman) tersebut, dan agar proses hukum berjalan sesuai dengan fakta yang sebenarnya," ucapnya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Agus Sobarnapraja membernarkan, pelaku sempat menanyakan identitas korban ketika mengetahui telah membonceng istrinya.

"Tersangka bertanya kepada korban terkait identitas namun tidak dijawab. Justru menanyakan balik identitas tersangka. Tersangka menjelaskan dirinya suami dari orang yang korban bonceng," kata Agus.

Mengetahui hal itu, korban sempat melarikan diri akan tetapi langsung dikerubungi oleh masyarakat setempat. Namun, tersangka menjelaskan bahwa perkara tersebut masalah keluarganya.

"Setibanya di rumah kos (tersangka) terjadi perundingan, dan terjadi kesepakatan untuk meluruskan permasalahan di rumah korban," jelasnya.

Kemudian, tersangka mengambil kunci sepeda motor yang ada di lemarinya. Selain itu, dia juga membawa senjata tajam dan menyimpanya dibalik bajunya, dengan alasan untuk berjaga-jaga.

Baca juga: Diduga Masalah Asmara, Pria Sidoarjo Tewas Ditusuk Saat di Warung Kopi

"Sewaktu tersangka hendak mengeluarkan motor dari parkiran motor yang berada di dalam rumah kos, melihat korban memelototi tersangka," ucapnya.

Melihat itu, tersangka pun terpancing emosinya hingga berniat menyerangnya. Akan tetapi, korban melarikan diri hingga ke arah belakang warung yang tidak jauh dari lokasi kejadian.

"Selanjutnya tersangka mengayunkan sangkur mengenai perut bagian bawah korban, menikam bagian punggung korban, kemudian peristiwa tersebut dilerai oleh Y, kakak tersangka," ucapnya.

"Korban sempat melarikan diri ke arah barat dan duduk di samping jalan dengan kondisi terluka mengeluarkan banyak darah," tambahnya.

Agus mengungkapkan, korban akhirnya langsung dibawa ke Puskesmas Sedati. Akan tetapi, pria tersebut meninggal dunia ketika hendak dirujuk ke RSUD Sidoarjo.

"Untuk kepentingan penyidikan mayat korban akan di lakukan Otopsi di RS Pusdik Sabhara Bhayangkara Porong. Hasil Visum Et Repertum ditemukan luka robek pada punggung sebelah kanan dan luka robek pada perut bagian bawah yang mengakibatkan korban meninggal dunia," tutupnya.

Baca juga: Kasus Penusukan Sopir Bus BST di Sukoharjo, Wajah Terduga Pelaku Teridentifikasi

Atas tindakanya tersebut, tersangka dipersangkakan menggunakan Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan. Dia terancam mendapatkan hukuman pidana penjara paling lama 15 tahun.

Diberitakan sebelumnya, kasus penusukan terjadi di warung kopi di Jalan Cendrawasih, Dusun Kepuh, Desa Betro, Kecamatan Sedati, Sidoarjo. Diduga penusukan tersebut terjadi karena pelaku cemburu dengan korban yang membonceng pulang istrinya. 

Mengenai hal tersebut, Kasat Reskrim Polresta Sidoarjo Kompol Agus Sobarnapraja membenarkanya. Saat ini, jenazah korban telah diautopsi di Rumah Sakit Pusdik Bhayangkara Porong.

"Ada dua luka tusukan. Yaitu di bagian dada dan punggung korban," kata Agus, ketika dikonfirmasi, Rabu (4/9/2024).

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau