KEDIRI, KOMPAS.com - Penyakit gondongan, yang ditandai dengan pembengkakan pipi dan demam, kini tengah merebak di Kota Kediri, Jawa Timur.
Penyakit menular ini disebabkan oleh infeksi virus dari golongan paramyxovirus dan lebih banyak menjangkiti anak-anak.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Pemerintah Kota Kediri, Hendik Supriyanto, menyampaikan, pihaknya mulai menerima laporan mengenai kasus ini sejak bulan lalu.
Salah satu laporan menyebutkan, di sebuah sekolah ada 15 siswa dalam satu kelas mengalami sakit gondongan secara bergantian.
Baca juga: Sedang Musim, Kenali Ciri-ciri Gondongan pada Anak dan Orang Dewasa
“Iya, bulan kemarin ada laporan beberapa siswa yang gondongan,” ujar Hendik Supriyanto kepada Kompas.com, Selasa (1/10/2024).
Minggu ini, pihak Dinkes juga menerima laporan mengenai satu siswa yang terdiagnosis gondongan di SDN Bangsal 4, Kecamatan Pesantren.
Penanganan kasus ini telah dikoordinasikan dengan Dinkes Kabupaten Kediri, mengingat domisili siswa tersebut.
Di sekolah yang sama, terdapat lima siswa lain yang tidak masuk secara bersamaan.
Petugas Puskesmas kini melakukan kunjungan rumah untuk memastikan kondisi mereka.
Baca juga: Mengenal Penyakit Gondongan, Berikut Penyebab dan Gejala yang Perlu Anda Waspadai
Dalam menghadapi merebaknya kasus ini, Dinkes tengah melakukan berbagai upaya penanggulangan dan pencegahan agar sebaran kasus tidak meluas.
Upaya tersebut meliputi penyuluhan di sekolah dan rumah para penderita untuk meningkatkan pola hidup bersih dan sehat, serta penyebaran flyer kampanye edukasi mengenai gondongan.
“Kalau ada kasus, mohon untuk melaporkan ke PKM atau Dinkes supaya segera bisa kami tindak lanjuti,” lanjut Hendik.
Bagi para penderita gondongan, dampaknya sangat mengganggu. Mereka mengalami rasa sakit akibat pembengkakan, demam tinggi, dan sering kali mengalami penurunan nafsu makan.
Kondisi yang tidak nyaman ini dapat mempengaruhi aktivitas harian, termasuk proses belajar anak-anak.
Baca juga: Apa Beda Gondok dan Gondongan? Ini Penjelasan Dokter...
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang