PASURUAN, KOMPAS.com - Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) mengingatkan kepada perusahaan penyedia calon pekerja migran Indonesia agar berhati-hati sebelum memberangkat pekerja ke luar negeri.
Selain dokumen yang harus dilengkapi, pekerja juga harus dibekali keahlian. Sebab, peminat pekerjaan di luar negeri sangat tinggi di tengah persaingan peluang kerja.
"Seperti yang kita lihat bersama kali ini, dalam satu kegiatan pelepasan calon pekerja migran Indonesia atau PMI ini peminatnya luar biasa. Karena mereka akan menerima gaji lebih banyak dan bisa memperbaiki pendapatan keluarga," terang Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja (Ditjen Binapenta & PKK), Rendra Setiawan, Selasa (27/8/2024).
Baca juga: Adi Wibowo-M. Nawawi Sapu Rekomendasi, Maju Lawan Kotak Kosong di Pasuruan
Dia menjelaskan, setelah pandemi Covid-19, warga yang ingin bekerja di luar negeri meningkat. Pada 2023, jumlah pekerja migran yang sudah terkirim melalui perusahaan penyalur tenaga kerja sebanyak 276.000 orang. Sedangkan pada triwulan II Tahun 2024, tercatat sudah ada 184.000 orang.
Sebaran paling banyak masih di negara Asia. Di antaranya, Taiwan, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia dan Singapora. Sebab, negara-negara di Asia sebagian masih membutuhkan pekerja rumah tangga.
"Termasuk di negara Eropa meski tak sebanyak di Asia. Karena di Asia memiliki aturan yang cukup ketat dan bagus untuk PMI. Untuk Korea saja di tahun ini sudah 1.200 PMI," terangnya.
Baca juga: Pilkada Pasuruan, Parpol Sibuk Urus Berkas, Kantor KPU Sepi
Dia juga menegaskan agar perusahaan penyedia pekerja migran harus benar-benar memperhatikan dokumen dan persyaratan sesuai aturan tenaga kerja luar negeri. Di antaranya dokumen yang melakat pribadi, dokumen keahlian serta dokumen pendukung.
"Seperti jaminan atas keselamatan kerja bagi PMI. Karena perusahaan juga benar- benar bertanggung jawab atas risiko keselamatan bagi PMI," tegasnya.
Saat berkunjung di Balai Latihan Kontruksi milik PT. Prima Duta Sejati (PDS) yang berlokasi di Gempol, Kabupaten Pasuruan, Renda bersama Disnaker Provinsi Jawa Timur mengecek acak pada calon pekerja migran yang akan berangkat ke Korea Selatan dan Jepang. Sebab, sekitar 200 calon pekerja migran itu akan berada di luar negeri paling cepat 3 tahun.
"Kami patut mengapresiasi PDS ini. Karena sebelum berangkat mereka dilatih secara profesional. Terbukti ada bengkel latihannya. Mulai pengelasan, otomotof, peralatan kesehatan hingga layanan jasa," tuturnya.
Direktur PDS, Maxixe Mantofa menegaskan, pihaknya sudah melibatkan pengawas dari Dinas Tenaga Kerja Provinsi Jawa Timur selama proses pelatihan, termasuk kelengkapan dokumen bagi calon pekerja migran.
"Hampir setiap bulan kami mengirimkan PMI ke luar negeri. Dan hari ini kita melepas ke Korea Selatan untuk bekerja di sektor pengelasan kapal laut. Sedangkan yang ke Jepang itu bekerja di bidang hortikultura," jelasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang