Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sales Perumahan Diduga Tipu Calon Pembeli Buka Suara: Tak Ada yang Dirugikan

Kompas.com, 21 Agustus 2024, 17:52 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Andi Hartik

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Pihak sales perumahan yang diduga menipu calon pembeli di Surabaya, Jawa Timur, akhirnya buka suara. Mereka meminta maaf dan memastikan tidak ada pihak yang dirugikan secara materi.

Agen Properti Brighton Real Estate, Dian Agung mengatakan, insiden itu berawal saat dirinya mengunggah video perumahan bersubsidi di akun TikTok bernama @iyan_istimiwir.

Dalam unggahanya, Dian menyebut perumahan bersubsidi tersebut bisa didapatkan dengan uang muka Rp 2 juta dan cicilan per bulan Rp 900.000 selama 25 tahun.

Baca juga: Puluhan Orang Tertipu Rumah Murah di Surabaya

Kemudian, Dian mendapatkan respons dari ratusan peminat perumahan bersubsid tersebut. Akhirnya, dia menghubungi sejumlah orang itu untuk bertemu di depan SDN Kedung Cowek pada Minggu (18/9/2024).

"Mohon maaf mungkin waktu saya kasih share (bagikan) undangan secara blast (bersamaan), itu mungkin beberapa user (calon pembeli) belum memahami," kata Dian saat ditemui di Surabaya, Rabu (21/8/2024).

Baca juga: Lihat Video TikTok, Warga Tertipu Lokasi Perumahan Murah di Surabaya

Selanjutnya, Dian mengajak ratusan orang tersebut untuk pindah ke dekat Kelurahan Tambak Wedi. Sebab, dia merasa Jalan Kedung Cowek tidak bisa menampung ratusan orang yang datang.

Dian menjelaskan kepada ratusan orang tersebut bahwa lokasi perumahanya ada di wilayah Madura bukan di Surabaya. Saat itu, para calon pembeli itu langsung marah karena lokasi tidak sesuai dengan informasi yang diunggah di TikTok.

"Saya baru menjelaskan beberapa kalimat, belum sampai selesai, beberapa ada yang terprovokasi, marah-marah. Saya kurang tahu tapi saya indikasinya salah satunya mungkin agen properti lain," jelasnya.

Akhirnya, warga yang berada di sekitar lokasi meminta agar kerumunan tersebut membubarkan diri. Selain itu, sejumlah anggota Satpol PP dan aparat kepolisian mendatangi lokasi.

"Waktu itu dimediasi sama Satpol PP ada yang berkenan jadi saksi, sama-sama ke Polsek memberikan keterangan. Waktu itu ada kurang lebih empat orang berani menjadi saksi," ujarnya.

Akan tetapi, kata dia, massa yang terprovokasi tersebut tidak mendatangi kantor Polsek Kenjeran. Dian tetap menjelaskan terkait kronologi kejadian itu ke aparat kepolisian.

"Tidak ada yang dirugikan, karena belum ada DP apa pun. Kami tidak akan pernah melakukan transaksi kecuali user-nya sudah tertarik, sudah ke lokasi dan melakukan skrining data," ucapnya.

Diberitakan sebelumnya, puluhan orang di Surabaya, Jawa Timur, diduga tertipu perumahan murah. Rumah yang mereka incar ternyata berlokasi di wilayah Madura.

Salah satu korban, Mella, mengatakan, awalnya suaminya melihat video di TikTok. Video itu berisi informasi perumahan bersubsidi.

"Saya sudah curiga dari awal, mana ada rumah subsidi di Surabaya harganya kok murah banget," kata Mella ketika dikonfirmasi melalui pesan, Senin (19/8/2024).

Halaman:


Terkini Lainnya
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem di Surabaya dan 38 Kota/Kabupaten di Jawa Timur Mulai 11–20 Desember 2025
Surabaya
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Detik-detik Copet Beraksi di Stasiun Gubeng, KAI: Wajah Pelaku Sudah Teridentifikasi
Surabaya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau