Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pencurian Kerbau Teror Warga Lumajang, Modusnya Langsung Disembelih di Lokasi

Kompas.com, 15 Agustus 2024, 12:12 WIB
Miftahul Huda,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Pencurian kerbau dengan langsung menyembelihnya menghantui warga Lumajang, Jawa Timur. Total ada empat ekor kerbau di lokasi berbeda yang dicuri dengan hanya menyisakan tulangnya saja. 

Terbaru, satu ekor kerbau milik Tinap (63), warga Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, ditemukan tergeletak mati di sekitar Tempat pemakaman umum (TPU) Tanjung, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kamis (15/8/2024).

Saat ditemukan, daging kerbau betina itu telah diambil. Pencuri hanya menyisakan kepala, jeroan dan tulang kerangkanya saja.

Baca juga: Jagung Siap Panen di Nganjuk Digondol Maling, Warga Diimbau Segera Panen

Diduga kuat, pelaku sekelompok pencuri profesional yang kerap melakukan aksi serupa. Sebab, hanya dalam waktu semalam, bisa membersihkan daging kerbau dengan rapi.

Pemilik ternak, Tinap mengatakan, awalnya ada dua ekor ternak kerbau yang ditinggalkan di area sawah di sisi timur TPU Tanjung Kelurahan Ditotrunan, pada Rabu (14/8/2024) petang.

Namun, pagi harinya, hanya tersisa satu ekor. Sedangkan, satu ekor lagi sudah mati dan ditinggalkan tanpa daging di dekat TPU.

"Terakhir saya pulang waktu maghrib, dan masih hidup semua. Tapi pagi itu malah sudah mati dan dagingnya dicuri," kata Tinap di tempat kejadian perkara (TKP), Kamis pagi (15/8/2024).

Kerbau yang disembelih itu diketahui tengah mengandung delapan bulan. Anak kerbau yang masih dalam kandungan induknya itu juga turut ditinggalkan pelaku di TKP.

"Kerbau saya ini sudah mengandung selama delapan bulan, jadi ini anaknya juga mati ditinggalkan bersama organ yang lain," bebernya.

Sementara, Ketua RW 1 Kelurahan Ditotrunan Nurul Lutfiati menjelaskan, para peternak kerbau memang tidak pernah membawa pulang kerbaunya.

Setiap hari, kerbau-kerbau ini ditinggalkan pemiliknya di area persawahan dan tidak pernah hilang sebelumnya.

"Jadi, kerbaunya memang tidak pernah di bawa pulang ke rumah, dilepas liarkan di sawah. Itu kejadiannya di RW 1 RT 6, kerbaunya hanya diambil dagingnya saja," terangnya.

Kanit Reskrim Polsek Lumajang Bripka Firman mengatakan, peristiwa pencurian kerbau dengan modus potong di tempat itu, sudah empat kali terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

"Ini kejadian yang ke empat dengan modus yang sama. Tiga di wilayah Polsek Lumajang dan satunya di Polsek Sukodono. Jadi pelaku menyasar ternak kerbau yang sengaja ditinggalkan pemiliknya di sawah," tutur Firman.

Baca juga: Ratusan Kerbau di Sumsel Mati Terpapar Penyakit Ngorok, 10.000 Dosis Vaksin Disiapkan

Meski demikian, pihak kepolisian belum berhasil mengungkap dan menangkap pelaku yang kini semakin meresahkan warga.

Polisi menduga, pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Tidak hanya itu, dari empat kejadian, kata Firman, diduga kawanan yang sama.

"Ini diduga kelompok pelaku yang sama dari kejadian di Lumajang dan Sukodono. Kita akan terus melakukan penyelidikan agar kasus ini segera terungkap. Namun normal saja, karena kerbau ini tidak memiliki noka nosin jadi membutuhkan ketelitian dan waktu untuk mengungkapnya," pungkasnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau