Salin Artikel

Pencurian Kerbau Teror Warga Lumajang, Modusnya Langsung Disembelih di Lokasi

Terbaru, satu ekor kerbau milik Tinap (63), warga Desa Selokgondang, Kecamatan Sukodono, Kabupaten Lumajang, ditemukan tergeletak mati di sekitar Tempat pemakaman umum (TPU) Tanjung, Kelurahan Ditotrunan, Kecamatan Lumajang, Kamis (15/8/2024).

Saat ditemukan, daging kerbau betina itu telah diambil. Pencuri hanya menyisakan kepala, jeroan dan tulang kerangkanya saja.

Diduga kuat, pelaku sekelompok pencuri profesional yang kerap melakukan aksi serupa. Sebab, hanya dalam waktu semalam, bisa membersihkan daging kerbau dengan rapi.

Pemilik ternak, Tinap mengatakan, awalnya ada dua ekor ternak kerbau yang ditinggalkan di area sawah di sisi timur TPU Tanjung Kelurahan Ditotrunan, pada Rabu (14/8/2024) petang.

Namun, pagi harinya, hanya tersisa satu ekor. Sedangkan, satu ekor lagi sudah mati dan ditinggalkan tanpa daging di dekat TPU.

"Terakhir saya pulang waktu maghrib, dan masih hidup semua. Tapi pagi itu malah sudah mati dan dagingnya dicuri," kata Tinap di tempat kejadian perkara (TKP), Kamis pagi (15/8/2024).

Kerbau yang disembelih itu diketahui tengah mengandung delapan bulan. Anak kerbau yang masih dalam kandungan induknya itu juga turut ditinggalkan pelaku di TKP.

"Kerbau saya ini sudah mengandung selama delapan bulan, jadi ini anaknya juga mati ditinggalkan bersama organ yang lain," bebernya.

Setiap hari, kerbau-kerbau ini ditinggalkan pemiliknya di area persawahan dan tidak pernah hilang sebelumnya.

"Jadi, kerbaunya memang tidak pernah di bawa pulang ke rumah, dilepas liarkan di sawah. Itu kejadiannya di RW 1 RT 6, kerbaunya hanya diambil dagingnya saja," terangnya.

Kanit Reskrim Polsek Lumajang Bripka Firman mengatakan, peristiwa pencurian kerbau dengan modus potong di tempat itu, sudah empat kali terjadi dalam kurun waktu dua bulan terakhir.

"Ini kejadian yang ke empat dengan modus yang sama. Tiga di wilayah Polsek Lumajang dan satunya di Polsek Sukodono. Jadi pelaku menyasar ternak kerbau yang sengaja ditinggalkan pemiliknya di sawah," tutur Firman.

Meski demikian, pihak kepolisian belum berhasil mengungkap dan menangkap pelaku yang kini semakin meresahkan warga.

Polisi menduga, pelaku berjumlah lebih dari satu orang. Tidak hanya itu, dari empat kejadian, kata Firman, diduga kawanan yang sama.

"Ini diduga kelompok pelaku yang sama dari kejadian di Lumajang dan Sukodono. Kita akan terus melakukan penyelidikan agar kasus ini segera terungkap. Namun normal saja, karena kerbau ini tidak memiliki noka nosin jadi membutuhkan ketelitian dan waktu untuk mengungkapnya," pungkasnya.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/08/15/121205478/pencurian-kerbau-teror-warga-lumajang-modusnya-langsung-disembelih-di

Terkini Lainnya

Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
KUHAP Sudah Diketok, tapi Aktivis Gen Z Sukabumi Tetap Resah, Kenapa?
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com