LUMAJANG, KOMPAS.com - Seorang pria di Lumajang, Jawa Timur, menusuk perempuan diduga selingkuhannya gara-gara pesannya tidak dibalas dan telepon tak diangkat, Senin (12/8/2024).
Pria tersebut adalah Suman (49), warga Desa Tempursari, Kecamatan Kedungjajang, Kabupaten Lumajang.
Baca juga: Suami Siri Bunuh Biduan di Cilegon karena Sakit Hati Korban Selingkuh
Sedangkan, korban adalah seorang perempuan bersuami berinisial AR (37), warga Desa Dawuhan Wetan, Kecamatan Rowokangkung, Kabupaten Lumajang.
Kasi Humas Polres Lumajang, Ipda Sugiarto mengatakan, peristiwa itu bermula saat tersangka geram karena pesan dan panggilan yang dikirim kepada AR sudah lebih dari seminggu tidak dibalas.
Tersangka pun terbakar api cemburu dan nekat mendatangi korban ke rumahnya pada Senin (12/8/2024) pukul 19.00 WIB.
Disana tersangka melihat AR sedang tiduran di sofa sambil memainkan ponsel genggam miliknya.
Api cemburu semakin membakar hati Suman dan membuatnya gelap mata. Tanpa mengucapkan kata apapun, tersangka langsung menghampiri korban dan menusukkan pisau yang dibawanya ke arah korban.
"Tersangka ini cemburu karena pesan tidak dibalas telpon tidak diangkat, jadi memang antara tersangka dan korban ada hubungan asmara tidak resmi karena korban sudah bersuami," kata Sugiarto di Mapolres Lumajang, Rabu (14/8/2024).
Sedikitnya, korban mengalami tiga luka tusuk yakni di bagian perut, wajah, dan, tangan.
Korban yang mendapat perlakuan sadis dari tersangka langsung berteriak minta tolong kepada suaminya.
Saat sang suami datang, ia sudah melihat AR bersimbah darah dengan tersangka berada di dekat korban sambil memegang pisau.
Baca juga: Kepsek dan Guru yang Selingkuh di Sumenep Terancam 9 Bulan Penjara
Suami AR lantas berteriak meminta tolong kepada warga dan langsung menangkap tersangka.
"Tersangka langsung ditangkap warga lalu dibawa ke polisi karena suaminya berteriak minta tolong," tambahnya.
Saat ini, korban sedang menjalani perawatan intensif di rumah sakit dr. Haryoto Lumajang.
"Korban sempat kritis karena luka yang dialami, tapi kabar terbaru kondisinya sudah membaik," pungkasnya.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang