Editor
KOMPAS.com-Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi pada Minggu (11/8/2024) 06.49 WIB.
Letusan kali ini disertai dengan semburan abu vulkanik yang mencapai ketinggian 600 meter di atas puncak gunung, atau sekitar 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl).
"Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah utara. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik," kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, Yadi Yuliandi dalam keterangan tertulis yang diterima di Lumajang, seperti dilansir Antara.
Baca juga: Alat Pantau Aktivitas Gunung Semeru di Malang Hilang, Diduga Dicuri
Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 120 detik.
Gunung Semeru, yang merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, sebelumnya juga mengalami tiga kali erupsi pada hari yang sama.
Erupsi pertama terjadi pukul 05.42 WIB dengan kolom abu mencapai ketinggian 700 meter di atas puncak (± 4.376 mdpl).
Kolom abu yang teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal, serta terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 23 mm dan durasi 162 detik.
Erupsi berikutnya terjadi pukul 06.12 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 mdpl).
Erupsi ini memiliki intensitas tebal ke arah utara dan terekam dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
Erupsi ketiga terjadi pukul 06.43 WIB dengan ketinggian kolom abu yang sama, sekitar 500 meter di atas puncak (4.176 mdpl), dengan intensitas tebal dan durasi 99 detik.
Baca juga: Menikmati Ayam Asap Kare Pedas Pak Trubus, Hidangan Legendaris di Kaki Gunung Semeru
Status Gunung Semeru saat ini berada pada Level II atau Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat.
Mereka dilarang melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara sepanjang Besuk Kobokan, dalam jarak delapan kilometer dari puncak gunung.
Selain itu, di luar jarak tersebut, masyarakat juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 13 kilometer dari puncak.
Masyarakat juga diimbau untuk tidak berada dalam radius tiga kilometer dari kawah atau puncak Gunung Semeru karena berisiko terhadap bahaya lontaran batu pijar.
Selain itu, perlu waspada terhadap potensi awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta potensi lahar di sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang