LUMAJANG, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Bupati Lumajang Indah Wahyuni buka suara terkait banyaknya hama tikus yang menyerang pertanian warga di wilayahnya.
Dia mengatakan, kondisi tersebut terjadi karena pemangsa alami seperti burung hantu dan ular banyak diburu.
Kini, sekitar 400 hektar sawah warga dirusak hama tikus. Rinciannya, 350 hektar merupakan lahan pertanian padi. Sedangkan, 50 hektar lahan pertanian jagung.
Baca juga: Diserang Hama Tikus, Petani Jagung di Lumajang Beralih Tanam Tembakau
"Jadi penyebabnya ini karena apa namanya burung hantu banyak diburu, ular banyak diburu juga, akhirnya tikus tambah banyak," kata Indah di Lumajang, Jumat (2/8/2024).
Indah menambahkan, serangan hama tikus ini tidak hanya kepada tanaman yang hampir panen saja. Melainkan, tanaman yang baru berusia tanam sekitar 20-60 hari juga dirusak.
"Saya lihat seperti di Yosowilangun itu padi yang masih muda juga dimakan, jadi yang belum ada butiran-butiran gabah sudah dimakan, jadi tidak hanya yang mau panen," tambah dia.
Menurut Indah, serangan hama tikus ini tidak hanya terjadi di Lumajang. Namun, hampir semua daerah yang menjadi sentra pertanian mengalami masalah yang sama.
Baca juga: Serangan Hama Tikus Bikin Petani di Lumajang Hanya Bisa Jual Daun Jagung
Bahkan, fenomena wabah tikus ini sudah menjadi perhatian pemerintah pusat untuk segera ditangani.
"Ini tidak hanya di Lumajang, tapi semua daerah sama, makanya kemarin dapat perintah dari pusat agar wabah ini bisa segera ditangani," kata Indah.
Perihal kerugian yang dialami petani, Indah mengaku, belum mengetahui apakah para petani di Lumajang sudah terdaftar dalam asuransi agar tidak terlalu berat mengganti kerugian biaya tanam.
"Kalau asuransi saya belum tahu ya, nanti saya cek ke Pak Kadis Pertanian," ungkap dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang