Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dekan FK Unair Mulai Kerja Lagi Besok setelah Jabatanya Dikembalikan Rektor

Kompas.com, 9 Juli 2024, 18:59 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prof Budi Santoso bakal mulai bertugas lagi sebagai Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu (10/7/2024). Sebab, jabatannya telah dikembalikan.

Diketahui, Rektor Unair Prof M Nasih mengembalikan jabatan tersebut pada Selasa (9/7/2024).

Sebelumnya, dia mencopot setelah Budi menyatakan menolak adanya dokter asing. Pencopotan jabatan Budi itu dilakukan pada Rabu (3/7/2024).

Baca juga: Enggan Jelaskan Alasan Pencopotan Dekan FK Unair, Rektor: Itu Masa Lalu

Nasih mengatakan, Budi sebenarnya sudah bisa kembali bekerja sebagai Dekan FK Unair per hari ini. Akan tetapi, dia baru menyatakan pengembalian jabatan tersebut saat menjelang sore.

"Mestinya hari ini (mulai bekerja lagi). Tapi hari ini sudah sore," kata Nasih, ketika berada di depan Masjid Ulul Azmi, Kampus C Unair, Selasa (9/7/2024).

Dengan demikian, Nasih pun menyarankan agar Dokter Spesialis Obstetri dan Ginekologi (SpOG) tersebut baru mulai aktif bekerja sebagai Dekan FK Unair, Rabu pagi.

"Soal administratif (pencabutan surat keputusan pencopotan jabatan) saya tidak tahu, nanti bagian hukum. Terpenting mulai besok pagi beliau (Budi) mulai ngantor kembali," jelasnya.

Lebih lanjut, Nasih menyebut, dikembalikannya jabatan Budi tersebut merupakan hal yang biasa terjadi di organisasi. Menurutnya, akan ditemukan keseimbangan yang baru.

"(Pengembalian jabatan) biasa aja, itu proses alami di kita. Kita menemukan keseimbangan baru itu biasa, itu proses organisasi ya, dari proses-proses, ketemu keseimbangan baru," ujarnya.

Baca juga: Jabatan Kembali setelah Dipecat karena Tolak Dokter Asing, Dekan FK Unair Justru Minta Maaf

Diberitakan sebelumnya, berdasarkan pantauan, Nasih dengan Budi besama sejumlah petinggi Unair, terlihat berangkat bersama untuk melaksanakan shalat di Masjid Ulul Azmi, Kampus C Unair, Selasa (9/7/2024).

"Tentu karena kami sudah menerima surat dari Prof BUS (Budi Santoso), cuma agak sulit baca surat Prof BUS, tulisan tangan, saya bukan apoteker," kata Nasih, di depan Masjid Nurul Azmi.

"Tapi kami paham apa yang disampaikan Prof BUS dan ada alasan bagi kami mengangkat beliau sebagai dekan, ya kita angkat. Sudah selesai," tambahnya.

Akan tetapi, Nasih masih enggan menjawab alasan dirinya memecat Budi pada Rabu (3/7/2024). Dia hanya menyebut, permasalahan itu hanyalah masa lalu.

Baca juga: Rektor Kembalikan Jabatan Dekan FK Unair kepada Profesor Budi

"Itu masa lalu, sekarang fokus ke depan untuk Unair yang dicintai bersama," jelasnya.

Selain itu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) tersebut juga tidak menjawab, ketika ditanya perihal dugaan pemecatan Budi karena pernyataanya yang menolak dokter asing.

"Saya enggak tahu soal pendapat (penolakan dokter asing). Yang saya tahu ini sahabat saya dekan," ujarnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Pemkot Surabaya Berencana Bongkar Kampung Taman Pelangi Bulan Ini
Surabaya
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Hama Anjing Tanah Serang Tanaman Padi di Sumenep, Petani Merugi
Surabaya
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Beda Kecepatan, Proses Hukum Ambruknya Ponpes Al Khoziny Vs Kebakaran Terra Drone
Surabaya
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Air Pasang Laut Perparah Kondisi Banjir 5 Kecamatan di Sidoarjo
Surabaya
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Cerita Kurir Paket di Sumenep, Bawa Marmut, Ikan Hidup, hingga Besi 3 Meter
Surabaya
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Kisah Akbar, Mahasiswa yang Menyambi Kerja Jadi Kurir Tiga Lini
Surabaya
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
3 Rumah Hancur akibat Ledakan Bahan Petasan di Pacitan, 5 Orang Terluka
Surabaya
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Ratusan Desa Rawan Bencana, BPBD Sumenep Susun Panduan Penanggulangan
Surabaya
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
33 Lembaga Zakat Jatim Kirim 103 Ton Bantuan ke Bencana Sumatera
Surabaya
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Ditanya Maraknya Tambang Ilegal di Bangkalan, Khofifah Enggan Komentar
Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Dua Atlet Nasional yang Menapaki Jalan Baru Lewat Pendidikan di Surabaya
Surabaya
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Perjuangan Desi, Jualan Lumut Sambil Momong Anak demi Kebutuhan Keluarga
Surabaya
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Kuasa Hukum: Korban Pencabulan Sempat Akan Akhiri Hidup, Namun Justru Diintimidasi Ponpes
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau