Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Capaian Proses Coklit untuk Pilkada 2024 di Sumenep Baru 30 Persen, KPU: Beberapa Wilayah Kepulauan Susah Sinyal

Kompas.com - 03/07/2024, 12:21 WIB
Ach Fawaidi,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur terus mengebut proses pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih untuk pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2024.

Petugas pemutakhiran data pemilih (Pantarlih) yang ditugaskan KPU Sumenep disebar di seluruh kecamatan baik yang ada di kawasan Sumenep daratan hingga Sumenep Kepulauan.

Komisioner KPU Sumenep Divisi Teknis, Data, dan Perencanaan yakni Malik Mustafa mengaku proses coklit yang dilakukan Pantarlih di Sumenep sudah mencapai 30 persen atau sekitar 250.000 daftar pemilih.

Baca juga: Pilkada Sumenep, Dua Kiai Pengasuh Ponpes Daftar Bacabup ke PPP

"Berdasarkan progres hari ini sudah 30 persen yang sudah dicoklit, itu sekitar 250.000 data pemilih dari total target 875.017 pemilih," kata Malik saat dihubungi Kompas.com, Rabu (3/7/2024).

Malik menjelaskan, presentase 30 persen tersebut masih akan ditingkatkan hingga dua minggu ke depan. Pasalnya, untuk mencapai target coklit banyak ditemukan tantangan yang terjadi di lapangan.

Salah satunya, masalah sinyal internet yang dialami oleh Pantarlih yang bertugas di Sumenep Kepulauan.

"Jadi data yang akan diupload ke sistem e-coklit terhambat karena beberapa wilayah kepulauan susah sinyal internet, makanya datanya jadi terlambat masuk," tuturnya.

Daerah Sumenep Kapulauan yang dimaksud di antaranya Pulau Kangayan, Pulau Sapeken, dan Pulau Masalembu.

Baca juga: 11 Orang Berebut Rekomendasi PDI-P untuk Maju Pilkada Sumenep 2024

Sebagaimana diketahui, Kabupaten Sumenep sendiri terdiri dari 27 kecamatan dan sembilan di antaranya di wilayah kepulauan.

"Teman-teman Pantarlih sendiri pergi ke area agak tinggi untuk mencari sinyal internet agar bisa unggah foto hasil coklit," tuturnya.

Selain masalah itu, banyak warga yang menjadi target coklit juga baru bisa ditemui pada sore atau malam hari. Alasannya, mereka sedang bekerja di sawah.

"Terus ada juga yang tidak ada di rumah atau mereka pergi merantau, sementara masih terdaftar di wilayah tersebut," kata dia.

Baca juga: 9 Orang Berebut Tiket Bakal Calon Wakil Bupati dari PDI-P di Pilkada Sumenep, Ada Istri Mantan Bupati dan Jurnalis

"Masalah - masalah seperti itu yang sering ditemukan oleh teman-teman Pantarlih. Tapi semoga bisa proses Coklit bisa sesuai dengan target dan waktu yang sudah ditentukan," pungkasnya.

KPU Sumenep merekrut 3.340 Pantarlih untuk melakukan coklit pada calon pemilih yang tersebar di 1.967 tempat pemungutan suara (TPS) di 334 desa/kelurahan.

Mereka akan melakukan Coklit pada 875.017 calon pemilih pilkada serentak sebagaimana daftar penduduk potensial pemilih pemilihan (DP4) setempat selama sebulan sejak Senin (24/6/2024).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral, Video Debt Collector Cekcok dengan Warga di Jember, Ini Penjelasan Polisi

Viral, Video Debt Collector Cekcok dengan Warga di Jember, Ini Penjelasan Polisi

Surabaya
Kesaksian Sopir Bus Gunung Harta yang Terbakar di Tol Jombang: Api Berasal dari Belakang

Kesaksian Sopir Bus Gunung Harta yang Terbakar di Tol Jombang: Api Berasal dari Belakang

Surabaya
Bus Gunung Harta Terbakar di Tol Jombang, Semua Penumpang Selamat

Bus Gunung Harta Terbakar di Tol Jombang, Semua Penumpang Selamat

Surabaya
Meski Ada Surat Jalan, Sembilan Motor Baru dari Dealer Ditahan di Mapolres Situbondo

Meski Ada Surat Jalan, Sembilan Motor Baru dari Dealer Ditahan di Mapolres Situbondo

Surabaya
300 Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Diserang Hama Tikus

300 Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Diserang Hama Tikus

Surabaya
Pemecatan Dekan FK Unair Diduga Tak Sesuai Statuta, Prof Budi Belum Tempuh Jalur Hukum

Pemecatan Dekan FK Unair Diduga Tak Sesuai Statuta, Prof Budi Belum Tempuh Jalur Hukum

Surabaya
Asa Sitti, Ibu yang Terpaksa Melahirkan di Atas Kapal: Ingin RS di Kepulauan Dilengkapi

Asa Sitti, Ibu yang Terpaksa Melahirkan di Atas Kapal: Ingin RS di Kepulauan Dilengkapi

Surabaya
Dicopot dari Jabatan Dekan FK Unair, Budi Santoso Masih Aktif Mengajar

Dicopot dari Jabatan Dekan FK Unair, Budi Santoso Masih Aktif Mengajar

Surabaya
Dua Perempuan Terekam CCTV Curi Kosmetik, Bawa Anak di Bawah Umur

Dua Perempuan Terekam CCTV Curi Kosmetik, Bawa Anak di Bawah Umur

Surabaya
Pria Lumajang Ajukan Gugatan karena Diberhentikan Kemendes, Sebut Pemecatan Imbas Pileg 2024

Pria Lumajang Ajukan Gugatan karena Diberhentikan Kemendes, Sebut Pemecatan Imbas Pileg 2024

Surabaya
Cerita Sitti, Wanita Asal Pulau Sapudi Sumenep Melahirkan di Atas Kapal Saat Menuju RS

Cerita Sitti, Wanita Asal Pulau Sapudi Sumenep Melahirkan di Atas Kapal Saat Menuju RS

Surabaya
8 SD Negeri di Kabupaten Blitar Tidak Memperoleh Siswa Baru

8 SD Negeri di Kabupaten Blitar Tidak Memperoleh Siswa Baru

Surabaya
Anggota Polisi di Jombang Terluka akibat Dianiaya Istri

Anggota Polisi di Jombang Terluka akibat Dianiaya Istri

Surabaya
Terkejut Rumahnya Rata dengan Tanah Dibongkar Kakak Ipar, Wahyu: Pembeli Sudah Bayar Rp 2,5 M

Terkejut Rumahnya Rata dengan Tanah Dibongkar Kakak Ipar, Wahyu: Pembeli Sudah Bayar Rp 2,5 M

Surabaya
Antar Surat Keberatan ke Rektor Unair Usai Jabatan Dicopot, Prof Budi: Kenapa Saya Diberhentikan?

Antar Surat Keberatan ke Rektor Unair Usai Jabatan Dicopot, Prof Budi: Kenapa Saya Diberhentikan?

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com