Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Relawan dan Petugas Bertaruh Nyawa demi Temukan Korban Longsor Tambang Pasir Pronojiwo Lumajang

Kompas.com, 14 Juni 2024, 05:00 WIB
Miftahul Huda,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Empat korban longsor di area pertambangan pasir Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur telah ditemukan. Di balik penemuan para korban, ada perjuangan petugas dan relawan yang berjibaku membuka tumpukan material longsor.

Salah satunya, Mustofa (44), relawan asal Dusun Supit, Desa Pronojiwo, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Setiap hari selama pencarian, Mustofa selalu siaga di lokasi longsor di area pertambangan yang tidak jauh dari rumahnya.

Baca juga: Jenazah Junaidi, Korban Terakhir Longsor Lumajang Ditemukan Setelah 10 Hari Pencarian

Ia tidak lagi peduli dengan terik matahari dan guyuran hujan di lokasi longsor demi bisa mengembalikan para korban yang tertimbun ke keluarganya.

Demi menghemat waktu dan tenaga, Mustofa memilih tidur di posko pencarian. Ia hanya pulang untuk menunaikan shalat, lalu kembali lagi ke lokasi longsor.

"Saya mulai awal kejadian sudah ada di lokasi, paling pulang cuma shalat terus balik lagi, malam juga kadang nginap sama teman-teman," kata Mustofa saat ditemui Kompas.com, Kamis (13/6/2024).

Baca juga: Cari Korban Longsor Lumajang, Relawan Malah Temukan 3 Polybag Tanaman Diduga Ganja

Longsor susulan

Proses evakuasi jenazah Dwi Suprapto, Rabu (5/6/2024)KOMPAS.com/Miftahul Huda Proses evakuasi jenazah Dwi Suprapto, Rabu (5/6/2024)

Mustofa bercerita, sering kali ia dan relawan lainnya bertaruh nyawa. Sewaktu-waktu mereka harus berlari menjauh dari tebing karena tiba-tiba terjadi longsor susulan.

Apalagi lokasi longsor berada di sekitar aliran lahar Gunung Semeru. Hujan yang bisa berisiko menimbulkan banjir lahar kerap menghentikan mereka.

"Kendalanya disini sering hujan jadi kadang tiba-tiba longsor lagi walaupun kecil, terus juga kalau hujan takut ada banjir lahar jadi kita sering berhenti cari amannya," terangnya.

Baca juga: Keluarga Korban Longsor Lumajang Tetap Lanjutkan Pencarian Junaidi

Namun semua tantangan itu tak berarti apa-apa saat melihat keluarga korban menemukan orang yang mereka cari.

"Rasanya senang pas ketemu, tapi senangnya itu karena bisa memenuhi keinginan keluarga korban, kalau lihat kondisinya ya sedih apalagi dia masih tetangga dan saya kenal baik dengan korban," jelasnya.

Namun, Mustofa pernah menemukan salah satu korban dengan jasad yang tidak lagi utuh pada saat pencarian hari ketiga.

"Mungkin karena terkena alat kemudian juga sudah lama kan tiga hari setelah kejadian," tuturnya.

Baca juga: Longsor Tambang Pasir Lumajang, Pj Bupati: Tak Ada Moratorium, tapi Tata Ulang

Ketika tubuh Junaidi, korban keempat ditemukan pada Kamis (13/6/2024) siang, praktis pencarian petugas dan para relawan pun dihentikan.

Halaman:


Terkini Lainnya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
3 Bulan 111 Siswa SDN Tamberu 2 Telantar di Tenda, Solusi Bangun Gedung Baru
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau