Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru MI di Lumajang Deklarasi Maju Pilkada 2024, Didukung 30 Pesantren

Kompas.com - 27/05/2024, 17:02 WIB
Miftahul Huda,
Andi Hartik

Tim Redaksi

LUMAJANG, KOMPAS.com - Seorang guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, mendeklarasikan diri maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Guru tersebut adalah Hasan Basri, warga Desa Sumberjati, Kecamatan Tempeh, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Hasan merupakan Kepala MI Terpadu Assunniyah Sumberjati. Selain itu, ia juga pengasuh PP Ainul Hikmah 02 Sumberjati Tempeh.

Baca juga: Wacana Kapolda Jateng Maju di Pilkada, Golkar: Tergantung Atasannya

Di Pilkada nanti, Hasan hanya memasang target menjadi calon wakil bupati Lumajang.

Hasan mengatakan, niatnya maju di Pilkada untuk memperjuangkan aspirasi para pegiat pendidikan pesantren dan pendidikan formal pesantren.

Menurutnya, selama ini pendidikan pesantren kurang mendapatkan perhatian pemerintah. Seperti, penyamaan ijazah pendidikan pesantren dengan pendidikan formal dan kesejahteraan guru-gurunya.

"Ya kita ingin membawa dan memperjuangkan apa yang selama ini menjadi keluhan warga pesantren tentang perhatian pemerintah kepada kami," kata Hasan kepada Kompas.com, Senin (27/5/2024).

Baca juga: Kisah Aswari, Penyandang Disabilitas Asal Sumenep yang Dilantik Jadi Anggota PPS di Pilkada 2024

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Pesantren Lumajang, Labilul Wildan mengatakan, saat ini sudah ada 30 pesantren di Lumajang yang siap menyukseskan Hasan di Pilkada 2024.

Jumlah itu, kata Wildan, masih akan terus bertambah. Mengingat, ia, dan Hasan giat menjalin silaturahim ke pesantren lain di Lumajang untuk mengumpulkan dukungan.

"Kalau sekarang ada 30 pesantren, tentu nanti akan terus bertambah, kita keliling terus untuk mengumpulkan dukungan pesantren," kata Wildan.

Wildan menyebut, dua calon kuat bupati Lumajang saat ini, yakni Indah Amperawati dan Thoriqul Haq sama-sama masih bingung menentukan wakilnya.

Terlebih, keduanya dianggap Wildan tidak punya latar belakang di dunia pendidikan pesantren yang kuat sehingga sulit memperjuangkan kepentingan pesantren apabila terpilih nanti jika tidak didampingi orang yang punya rekam jejak yang jelas untuk memperjuangkan pesantren.

"Ada dua calon bupati yang kuat tapi mereka juga belum punya wakil, nah ini kita munculkan alternatif dengan latar belakang pesantren yang tidak dimiliki keduanya," jelas Wildan.

Terpisah, Ketua Persatuan Guru Madrasah Indonesia (PGMI) Kabupaten Lumajang Muslih mengatakan, meski sosok Hasan di kalangan umum kurang tenar, namun kiprah Hasan di kalangan pesantren dan madrasah di Lumajang sangat dikenal.

Muslih yakin, modal sosial yang dipunya Hasan bisa bergerak bersama untuk menyukseskannya di Pilkada nanti.

"Kalau dibilang tenar, ya dulu siapa yang kenal Budiono sampai kemudian jadi Wapres. Sebenarnya Gus Hasan ini terkenal di komunitas pesantren karena rekam jejaknya, kami yakin nanti bisa berjuang bersama," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Pilkada 2024: Lumajang, Pasuruan dan Pulau Madura Masuk Kategori Sangat Rawan

Surabaya
Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Dua Pria di Tulungagung Tewas Usai Konsumsi Miras Oplosan, Racik Alkohol Medis dengan Minuman Berenergi

Surabaya
Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Pengakuan Korban Pegawai Kejaksaan Gadungan di Probolinggo: Katanya Sudah Bisa Kerja tapi Tak Ada Kantornya

Surabaya
Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Pemilik Pondok Pesantren di Sidoarjo Jadi Tersangka Dugaan Pelecehan Seksual Terhadap Santrinya

Surabaya
Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Dua Siswa TK Asal Rembang Tewas Tenggelam di Wisata Jatiwangi Park Tuban

Surabaya
Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Pemain Judi Online di Jawa Timur Terbanyak Keempat, Kapolda: IP Adressnya di Jakarta

Surabaya
Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Simpan Ganja 1,8 Kg di Kos, Mahasiswi di Malang Mengaku Dititipi Pacar

Surabaya
Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Perahu Nelayan Ditabrak Kapal Penumpang di Perairan Gili Iyang Sumenep, 3 Orang Hilang

Surabaya
Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Kronologi Truk Kontainer Hantam Bus Bagong di Tanjakan Selorejo, Blitar

Surabaya
Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Bocah yang Pahanya Tertusuk Besi Sudah Jalani Operasi dan Membaik

Surabaya
Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Gagal Maju Pilkada Kota Malang 2024, Heri-Rizky Salahkan Silon

Surabaya
9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

9 Pengeroyok Siswi MTs hingga Tewas di Situbondo Divonis 7 Tahun Bui

Surabaya
Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Tak Kuat Nanjak, Truk Kontainer Tabrak Mundur Bus Bagong di Blitar

Surabaya
Marak Judi Online, Wali Kota Surabaya Berencana Bentuk Satgas

Marak Judi Online, Wali Kota Surabaya Berencana Bentuk Satgas

Surabaya
Paha Bocah di Gresik Tertancap Besi Saat Bermain

Paha Bocah di Gresik Tertancap Besi Saat Bermain

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com