Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dihalangi, Mobil Rombongan Ponpes Tetap Terobos Perlintasan hingga Tertabrak Kereta

Kompas.com, 7 Mei 2024, 18:47 WIB
Imron Hakiki,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PASURUAN, KOMPAS.com - Mobil Kijang LGX rombongan keluarga Pondok Pesantren Sidogiri tertabrak Kereta Api Pendalungan di perlintasan sebidang tanpa palang pintu, di Desa Patuguran, Kecamatan Rejoso, Kabupaten Pasuruan, Selasa (7/5/2024) pagi.

Mobil Kijang LGX itu sempat dihalangi relawan namun tetap saja menerobos perlintasan hingga tertabrak kereta.

Mobil Kijang LGX itu berpenumpang 7 orang berserta pengemudi. Akibat kecelakaan itu, 4 orang penumpang perempuan tewas, yakni Maslachah (61), warga Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan; Aidah (60), warga Desa Gayam, Kecamatan Gondang Wetan, Kabupareb Pasuruan; Munjiah Nurhasan (62), warga Desa Sidogiri, Kecamatan Kraton, Kabupaten Pasuruan, dan; Alwiyah (64), warga Desa Kepuh, Kecamatan Kejayaan, Kabupaten Pasuruan.

Baca juga: Kecelakaan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Perjalanan Kereta Terdampak

Sedangkan 3 orang lainnya mengalami luka-luka. Mereka antara lain pengemudi, M Rofiqo Abdila (18), warga Desa Talang Suko, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang; Ahmad Abdullah (19), warga Desa Legowok, Kecamatan Pohjentrek, Kabupaten Pasuruan, dan; Maslikha (50) warga Desa Pondok Jeruk, Kecamatan Kencong, Kabupaten Jember.

"Mereka saat ini dirawat di Puskesmas Rejoso," jelas Kasi Humas Polres Pasuruan Kota, Aipda Muhammad Junaidi, kepada Kompas.com, Selasa (7/5/2024).

Junaidi mengatakan, dari hasil pemeriksaan kepada saksi, Sa'adullah selaku relawan penjaga perlitasan, kendaraan Kijang LGX itu memaksa menyeberangi perlintasan sebidang meskipun sudah berusaha dihalangi.

"Saksi berusaha menghalangi dengan cara berdiri di tengah jalan sambil mengibar-kibarkan bendera, dengan maksud menghalangi laju kendaraan mobil, namun tetap masih tidak menghiraukan," tuturnya.

Namun, apa motif pengemudi nekat menyeberangi meskipun sudah dihalangi? Junaidi menyebut belum tahu. Sebab jajaran Polres Pasuruan belum bisa memeriksa pengemudi karena masih dalam perawatan medis.

"Akibat kecelakaan itu, mobil terseret kereta hingga kurang lebih 200 meter," ujarnya.

Menurut Junaidi, rombongan korban awalnya hendak berkunjung ke salah satu pondok pesantren di Kecamatan Rejoso.

"Benar, informasinya hendak silaturahmi," katanya.

Baca juga: Tertabrak KA Pandalungan di Pasuruan, 4 Orang Rombongan Ponpes Tewas

Sebelumnya, Junaidi menegaskan pihaknya telah memberikan papan imbauan di area tempat kejadian perkara (TKP) untuk berhati-hati saat melintasi perlintasan kereta api.

"Kami memasang papan imbauan di depan perlintasan agar tengok kanan-kiri sebelum melintasi rel kereta api, dan telah mengeluarkan surat permohonan pemasangan palang pintu kepada wali kota dan bupati Pasuruan tertanggal 19 Februari 2024 lalu," katanya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau