Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggota Geng di Surabaya Bersujud dan Menangis di Hadapan Ibunya

Kompas.com - 17/04/2024, 20:47 WIB
Andhi Dwi Setiawan,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

SURABAYA, KOMPAS.com - Sejumlah remaja anggota geng di Surabaya, Jawa Timur menangis ketika tertangkap oleh polisi dan dipertemukan dengan orangtua mereka. 

Peristiwa itu terekam dalam sebuah video dan viral di media sosial, salah satunya diunggah oleh akun @surabayakabarmetro. Dalam unggahan akun tersebut tampak sejumlah anak menuduk dan didampingi petugas kepolisian.

Baca juga: Mensos Risma Menangis Ceritakan Pengusaha yang Terima Pekerja Penyandang Disabilitas

Kemudian, pada video lainnya memperlihatkan beberapa anak sedang berjongkok di depan perempuan. Selanjutnya, mereka terlihat menangis bersama-sama di dalam satu ruangan.

"Tiga remaja gangster menangis saat pembinaan dan diserahkan ke orangtuanya," demikian keterangan dalam unggahan tersebut, Selasa (16/4/2024).

Penjelasan polisi

Kapolsek Simokerto, Kompol Muhammad Irfan mengatakan, peristiwa tersebut bermula saat tujuh remaja tertangkap saat melakukan aksi tawuran di Jalan Simokerto, Senin (15/4/2024).

Para pemuda yang ditangkap tersebut berinisial HM (16), MAR (15), MS (16), dan MF (17).

Mereka berempat adalah warga Jalan Gembong, Kecamatan Simokerto.

Lalu, pelaku lainnya adalah AL,  MR (18) warga Jalan Kapasan Samping, Kecamatan Simokerto, ARM (17) asal Jalan Sumbo, Kecamatan Semampir, dan GPP (16), warga Kedunganyar, Kecamatan Sawahan.

"Setelah penyidik melakukan pemeriksaan, akhirnya satu orang berinisial AL ditetapkan tersangka karena membawa celurit sepanjang satu meter," kata Irfan, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Rabu (17/4/2024).

Baca juga: Gempa Susulan M 6,5 Bikin Warga di Tuban Panik dan Menangis Ketakutan

Menangis

Dari tujuh orang yang ditangkap, enam pemuda terbukti tidak membawa senjata tajam dan tidak ditahan. Mereka hanya mendapatkan pembinaan. 

Orangtua dari tiga pemuda tersebut juga dipanggil ke Mapolsek Simokerto.

"Ketiga remaja sujud di kedua kaki ibunya untuk meminta maaf dan berjanji tidak mengulangi perbuatannya. Ibu dan anaknya berbicara sambil menangis semuanya," jelasnya.

Kemudian, tiga pelaku lainya langsung dipulangkan ke rumahnya masing-masing oleh aparat kepolisian. 

"Saat sampai di rumah, ibunya (pelaku tawuran) yang melihat anaknya digelandang polisi langsung jatuh pingsan. Upaya ini selain pembinaan juga memberikan efek jera kepada para remaja," ujarnya.

Irfan juga mengingatkan agar para orangtua memperhatikan anak-anak mereka yang berusia remaja.

"Rutin cek ponsel anak agar tidak salah pergaulan, karena remaja yang tertangkap ini semuanya berkomunikasi dengan teman gangsternya melalui aplikasi WhatsApp dan Instagram," tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

PKB dan Nasdem Merapat ke Prabowo-Gibran, Zulhas: Tidak Masalah

Surabaya
Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Suami di Gresik Paksa Istri yang Bawa Anak Balita untuk Mencuri

Surabaya
3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

3 Partai Akan Menyusul Dukung Khofifah di Pilkada Jatim 2024

Surabaya
Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Mantan Bupati Pamekasan Kholilurrahman Nyatakan Siap Maju di Pilkada 2024

Surabaya
Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Polisi Gagalkan Pengiriman 40 Kg Sabu ke Surabaya dengan Modus Mudik

Surabaya
Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Presiden Jokowi Serahkan 10.323 Sertifikat Tanah Elektronik di Banyuwangi

Surabaya
Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Usai Bunuh Sang Istri, Kakek 64 Tahun di Tuban Meninggal karena Sakit Ginjal

Surabaya
Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Buang Limbah ke Sungai, Usaha Pembuatan Tahu di Ngawi Ditutup Sementara

Surabaya
Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Cerita Suami Istri di Magetan Dilantik Jadi P3K setelah 10 Kali Gagal Tes CPNS

Surabaya
Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu 'Selamat Tinggal Masa Lalu'

Serahkan Sertifikat Tanah di Banyuwangi, AHY Disambut Lagu "Selamat Tinggal Masa Lalu"

Surabaya
Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Pria di Lamongan Diamankan atas Dugaan Penipuan Jasa Foto Pernikahan

Surabaya
Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Ini Rekayasa Lalu Lintas Saat Demonstrasi Hari Buruh di Surabaya Besok

Surabaya
Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Nelayan Tua di Situbondo yang Hilang di Laut Ditemukan Selamat oleh Nelayan Lainnya

Surabaya
Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Pemulung di Kota Malang Curi Pompa Air di Perumahan

Surabaya
1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

1.380 Warga Kota Kediri Terjangkit TBC, Penyebabnya Putus Pengobatan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com