SURABAYA, KOMPAS.com - Pemantauan rukyatul hilal untuk menentukan 1 Syawal 1445 Hijriah, di Kampus Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya terkendala awan tebal.
Berdasarkan pantauan Kompas.com, mahasiswa dan dosen sudah bersiap di lantai sembilan kampus UINSA sejak sekitar pukul 16.00 WIB, Selasa (9/4/2024).
Dosen Ilmu Falaq, Elly Uzlifatul Jannah mengatakan, pihaknya menggunakan metode hisab ephemeris. Yakni rumus untuk memgolah data matahari dan data bulan saat terjadi konjungsi.
"Dengan lintang min tujuh derajat ini cuaca tidak mendukung karena terhalang awan yang lumayan tebal, bukan awan tipis," kata Elly, ketika ditemui di sekitar lokasi pemantauan hilal.
Dengan demikian, kata Elly, hilal tidak bisa terlihat karena adanya awan yang menutupi langit Surabaya.
Baca juga: Cuaca Mendung Gagalkan Pengamatan Hilal di Observatorium Bosscha Lembang
Dia berharap daerah lain yang juga tengah melakukan pemantauan, bisa melihat rukyatul hilal.
"Kemungkinan kalau titik ini di OASA (Observatorium Astronomi Sunan Ampel) tidak bisa melihat hilal, karena terhalang mendung. Semoga titik yang lain bisa terlihat dengan jelas," ujar dia.
Meski demikian, UINSA melaporkan hasil pemantauan hilal tersebut kepada Kementerian Agama (Kemenag). Kemudian, Pemerintah akan membahasnya ketika menggelar sidang isbat.
"Laporan yang Kemenag pusat, Kemenag pasti mengantongi data lokasi hilal dari Sabang sampai Merauke."
"Kesaksian rukyatul hilal yang dilaporkan kemudian menjadi persidangan di sidang isbat," tutup dia.
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang