Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Tradisi Berbagi Kue Serabi di Madura pada Malam 21 Ramadhan

Kompas.com - 31/03/2024, 22:07 WIB
Taufiqurrahman,
Farid Assifa

Tim Redaksi

PAMEKASAN, KOMPAS.com - Memasuki malam ke-21 Ramadhan, warga di Madura, Jawa Timur, memiliki tradisi berbagi dan makan jajanan khas Madura, yakni kue serabi.

Kue ini dibuat dari bahan-bahan tradisional seperti tepung beras, tepung terigu, parutan kelapa, gula dan sedikit garam.

Bahan-bahan tersebut, diaduk dan dibiarkan selama 15 menit sebelum dimasak. 

Untuk memasaknya, adonan dimasukkan ke cetakan yang terbuat dari tanah liat. Cetakan itu kemudian dimasak di atas tungku yang sudah diisi arang. Kue diangkat dari cetakan setelah matang. 

Baca juga: Malam Pasang Lampu, Tradisi Warga Gorontalo di Penghujung Ramadhan

Tanda kue Serabi sudah matang jika terlihat bagian bawahnya seperti gosong. 

Anna Shofiana, warga Desa Tentenan Timur, Kecamatan Larangan, Kabupaten Pamekasan, menjelaskan, tradisi makan dan berbagi kue Serabi di malam 21 Ramadhan menjadi tradisi yang turun temurun dari para leluhur. 

Biasanya, kue serabi diantarkan ke rumah-rumah warga sebelum berbuka puasa. Serabi menjadi menu tambahan makanan untuk berbuka. 

Warga yang menerima pemberian kue serabi akan membalasnya dengan memberikan kue yang sama kepada warga lainnya. 

"Ada pula warga yang membawa kue serabi ke rumah kiai kampung sebagai sedekahan bagi keluarganya yang sudah meninggal," kata Anna Shofiana, Minggu (31/3/2024). 

Salah satu kiai kampung, Mohammad Hafiduddin, mengatakan, tradisi makan kue serabi di malam 21 Ramadhan sebagai bentuk peringatan kepada umat Islam bahwa Ramadhan akan segera berakhir. 

"Karena Ramadhan akan berakhir, maka umat Islam memperbanyak sedekah kepada orang lain, terutama di malam-malam ganjil dari 10 terakhir Ramadhan," terang Kiai Hafiduddin. 

Kiai Hafi menambahkan, malam-malam ganjil di 10 terakhir Ramadhan identik dengan Lailatul Qadar. Seperti malam 21, malam 23, malam 25 dan malam 27 Ramadhan. 

"Siapa berbuat kebaikan di malam-malam ganjil dan bertepatan dengan Lailatul Qadar, maka pahalanya sangat besar, seperti bersedekah 1.000 bulan lamanya," ungkapnya. 

Kue serabi yang disedekahkan kepada kiai kampung dimakan bersama-sama di masjid atau mushala setelah shalat tarawih berjemaah. 

Mengenai jenis kue serabi yang dibuat sedekah, menurut Kiai Hafi, sejarahnya berasal dari zaman kerajaan Mataram Islam abad ke-18. Saat itu, raja-raja Islam menjadikan kue serabi sebagai salah satu sesaji bagi para arwah leluhur mereka yang sudah meninggal dunia. 

Baca juga: Pererat Tali Silaturahmi dan Kepedulian Masyarakat, Bupati Siak Apresiasi Program Ramadhan PT IKPP

"Kalau dulu kue serabi jadi bahan sesajian dalam selamat Ruwah atau arwah orang yang sudah meninggal. Sekarang ruwahan pakai kue serabi masih ada yang mempertanyakan," tuturnya. 

Seiring perkembangan zaman, orang sedekah menggunakan kue serabi sudah tergeser dengan kehadiran kue-kue baru. Namun, kurang afdal tanpa adanya kue serabi. 

"Saya sarankan kepada masyarakat, kalau kue serabi jangan sampai hilang karena warisan leluhur. Namun juga perlu adanya kue baru yang menggugah selera orang dalam menjalankan puasa Ramadhan," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Dua Pejabat di DPRD Madiun Diperiksa terkait Kasus Korupsi Dana Aspirasi Rp 1,5 Miliar

Surabaya
Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Pria di Pasuruan Protes Kehilangan 2 Testis Usai Operasi Prostat, RS Klaim Sesuai Prosedur

Surabaya
Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Satu Pasangan Jalur Independen Bakal Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Malang Tak Lolos Verifikasi

Surabaya
Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Kisah Wanita Kuli Panggul di Pasar Surabaya Bisa Berangkat Haji

Surabaya
Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Wali Kota Eri Cahyadi Kembali Tegaskan Larangan Sekolah di Surabaya Study Tour ke Luar Daerah

Surabaya
Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah 'Ngangsu' BBM

Sepeda Motor di Banyuwangi Terbakar setelah "Ngangsu" BBM

Surabaya
Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Pemprov Jatim soal Pengosongan Rusunawa Gunungsari Surabaya: Penghuni Tak Mau Bayar Sewa

Surabaya
Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Diusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya, Warga Terancam Tak Punya Tempat Tinggal

Surabaya
Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Rumah Warga Trenggalek Ditaburi Kotoran Kambing, Bhabinkamtibmas Turun Tangan

Surabaya
Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Pantai Ngalur di Tulungagung: Daya Tarik, Lokasi, dan Rute

Surabaya
Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Ramai soal UKT Universitas Brawijaya, Wakil Rektor Sebut Sudah Sesuai Regulasi

Surabaya
Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Cerita Tukang Ojek di Malang Rutin Menabung sejak 1998 hingga Bisa Melaksanakan Ibadah Haji

Surabaya
Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Pengakuan Warga yang Terusir dari Rusunawa Gunungsari Surabaya: Nunggak 2 Tahun dan Tak Boleh Nyicil

Surabaya
Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Polisi Amankan Puluhan Kayu Jati Ilegal dan 3 Pelaku Pencuri Kayu di Inhutani Ngawi

Surabaya
Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Mantan Kades di Malang Ditangkap atas Kasus Korupsi DD Rp 646 Juta

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com