KOMPAS.com – Kue bolu khas Magetan masih menjadi favorit warga untuk takjil, suguhan saat Lebaran, serta menjadi incaran warga Magetan yang mudik untuk oleh-oleh.
Tak heran, kue bolu ini banjir pesanan menjelang Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Produsen roti bolu Dinawa di Desa Nitikan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengalami peningkatan permintaan kue bolu basah maupun kering dari kuar kota hingga mencapai 1.000 bungkus setiap hari.
“Hari biasa kami buat 3.000 bungkus, tapi memasuki bulan puasa dan menjelang Lebaran ada kenaikan permintana sampai 1.000 bungkus setiap hari,” ujar Erna Esmariandi, pemilik perusaahaan pembuatan kue bolu Dinawa, Rabu (27/3/2024).
Baca juga: Resep Kue Bolu Kukus, Ditambah Selai Stroberi Lebih Nikmat
Bahkan, pemesanan kue bolu kering setelah Idul Fitri 1445 H sudah masuk karena setelah Lebaran banyak warga yang melaksanakan hajatan pernikahan.
Kue bolu, menurut Erna, masih menjadi favorit masyarakat Magetan untuk berbagai kegiatan acara.
“Untuk takjil untuk berbuka, untuk orang hajatan bahkan untuk selamatan orang meninggal warga masih menggunakan kue bolu sebagai suguhan kepada para tamu."
"Bahkan untuk sajian Lebaran serta oleh-oleh warga yang mudik juga masih banyak yang menggunakan kue bolu,” imbuhnya.
Harga bahan pembuatan kue bolu seperti tepung, gula, telur dan sejumlah bahan lainnya naik. Tetapi Erna bertahan dengan harga murah.
Ia mengaku lebih memilih menyiasati dengan mengurangi sedikit ukuran tanpa menaikkan harga jual.
Hal tersebut merupakan langkah kompromi bagi pembeli kue bolu khas Magetan untuk menekan kenaikan harga produksi.
Baca juga: Cara Mudah Bikin Kue Bolu Pandan Jadul, Bisa Ditiru...
“Untuk harga masih tetap per bungkus isi 10 buah itu Rp 4.500, tapi nanti kalau mendekati Lebaran harganya naik Rp 5.000. Kami tidak menaikkan harga tapi sedikit mengurangi ukuran kue,” ucapnya.
Selain pembuatan kue bolu, Dinawa juga membuat kue tradisional khas Magetan lainnya seperti kue carang mas dari ubi jalar setya pembuatan kue likak likuk.
Dinawa yang berdiri tahun 1996 tersebut saat ini mempekerjakan sekitar 20 warga desa sekitar untuk mengerjakan pesanan dari berbagai kabupaten/kota.
“Permintaan kue bolu Magetan ini dari Bojonegoro, Cepu, Madiun, hampir seluruh Jawa Timur, sebagian juga ke Jawa Tengah. Ada yang grosir ada yang perseorangan biasanya datang ke sini,” kata Erna.