"Dengan tradisi Ter Ater, masyarakat bisa saling berbagi rezeki. Terutama bagi masyarakat miskin agar mereka bisa menyambut Ramadhan dengan baik dan bisa menikmati makanan yang berbeda dari hari biasanya," kata Surahman.
Tradisi Ter Ater itu juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antar keluarga dan warga. Warga yang mulai renggang, menjadi akrab lagi.
"Kalau yang mengantarkan makanan masih anak muda, dikenalkan dengan familinya yang lain sehingga keakraban tercipta," kata Misbah, warga Desa Trasak lainnya.
Menurut Kiai Adnan, tradisi Ter Ater tidak lahir begitu saja, melainkan sunnah nabi yang harus dijalankan oleh umat Islam.
Sedekah dalam ajaran Islam, tidak akan menjadikan umat miskin, tetapi akan ditambah rezekinya oleh Allah SWT.
"Sedekah dalam tradisi Ter Ater itu bisa untuk dirinya sendiri, namun juga bagi keluarga yang sudah meninggal dunia. Orang meninggal dunia juga butuh disedekahi agar amalnya tetap berjalan. Sedekah itu diberikan oleh anak keturunan yang meninggal itu," ungkap Kiai Adnan.
Jenis makanan yang diantarkan bermacam-macam. Seperti opor ayam dengan nasi, ditambah lagi berbagi macam buah-buahan hasil kebun.
Ada pula kue khas Madura seperti kue cucur, kue ketan, pisang goreng, kue serabi dan kue nagasari.
Selain makanan, ada pula yang memasak soto khas Madura, bakso, dan lontong.
Bahkan, belakangan ada yang mengantarkan bahan mentahnya, seperti beras dan telur ayam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.