Salin Artikel

Ter Ater, Tradisi Saling Memberi Khas Madura Menyambut Ramadhan

Makanan tersebut dibawa menggunakan nampan. 

Di antara mereka, ada yang jalan kaki dan ada pula yang naik motor.

Makanan yang sudah diantar itu kemudian diletakkan di sebuah meja di emper rumah sang kiai kampung.

Sang kiai kemudian menanyakan kepada masing-masing tamu, nama keluarga mereka yang sudah meninggal. Tujuannya, untuk didoakan dan dikirimi surat Al Fatihah. 

Setelah nama disebut satu persatu, para tamu bersama-sama berdoa.

Semua makanan yang sudah didoakan itu dibawa ke dapur sang kiai untuk disalin.

Benda-benda yang dipakai untuk mengantar makanan kemudian dibawa pulang kembali ke rumah mereka masing-masing. 

Usai mengantarkan makanan ke rumah kiai, ada pula warga yang masih mengantarkan makanan ke sanak kerabatnya. Bahkan ada yang mengantarkannya ke rumah warga miskin. 

Tradisi saling mengantarkan makanan menjelang Ramadhan ini dikenal dengan tradisi Ter Ater atau saling balas mengantarkan makanan. 

Surahman, salah satu warga Desa Trasak, mengatakan, tradisi ini merupakan tradisi orang Madura yang masih dijaga sampai saat ini.

Selain menjelang Ramadhan, tradisi Ter Ater juga digelar di akhir Ramadhan atau menjelang Idul Fitri.

"Tradisi Ter Ater ini sebagai tradisi yang menandai rasa syukur umat Islam di Madura bahwa masih diberi kesempatan kembali bisa menikmati Ramadhan. Sebab, banyak umat Islam yang tidak dipertemukan kembali dengan Ramadhan tahun ini," kata Surahman. 

Selain sebagai tanda rasa syukur, Ter Ater juga sebagai media saling berbagi antar masyarakat.

Terutama kepada tokoh ulama dan kiai yang sudah membimbing umat.

"Dengan tradisi Ter Ater, masyarakat bisa saling berbagi rezeki. Terutama bagi masyarakat miskin agar mereka bisa menyambut Ramadhan dengan baik dan bisa menikmati makanan yang berbeda dari hari biasanya," kata Surahman. 

Tradisi Ter Ater itu juga sebagai ajang mempererat silaturahmi antar keluarga dan warga. Warga yang mulai renggang, menjadi akrab lagi. 

"Kalau yang mengantarkan makanan masih anak muda, dikenalkan dengan familinya yang lain sehingga keakraban tercipta," kata Misbah, warga Desa Trasak lainnya. 

Menurut Kiai Adnan, tradisi Ter Ater tidak lahir begitu saja, melainkan sunnah nabi yang harus dijalankan oleh umat Islam.

Sedekah dalam ajaran Islam, tidak akan menjadikan umat miskin, tetapi akan ditambah rezekinya oleh Allah SWT. 

"Sedekah dalam tradisi Ter Ater itu bisa untuk dirinya sendiri, namun juga bagi keluarga yang sudah meninggal dunia. Orang meninggal dunia juga butuh disedekahi agar amalnya tetap berjalan. Sedekah itu diberikan oleh anak keturunan yang meninggal itu," ungkap Kiai Adnan. 

Jenis makanan yang diantarkan bermacam-macam. Seperti opor ayam dengan nasi, ditambah lagi berbagi macam buah-buahan hasil kebun.

Ada pula kue khas Madura seperti kue cucur, kue ketan, pisang goreng, kue serabi dan kue nagasari. 

Selain makanan, ada pula yang memasak soto khas Madura, bakso, dan lontong.

Bahkan, belakangan ada yang mengantarkan bahan mentahnya, seperti beras dan telur ayam.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/03/11/194706378/ter-ater-tradisi-saling-memberi-khas-madura-menyambut-ramadhan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke