Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tangis Napi Terorisme Saat Ikrar Setia NKRI di Lapas Madiun

Kompas.com, 22 Februari 2024, 19:39 WIB
Muhlis Al Alawi,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com- Hamrudin, narapidana terorisme (napiter) tak kuasa menahan tangis saat mengucapkan ikrar setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) di Lapas Kelas I Madiun, Kota Madiun, Jawa Timur, Kamis (22/2/2024).

Bersama dua napiter lainnya, Bustar bin Tahang, dan Riza Bagus Melian, ketiganya menyatakan janji setia kepada NKRI dan tak akan kembali bergabung dengan organisasi terlarang.

Baca juga: Video Napi Tipikor Lapas Sukamiskin di Bandara Banjarmasin, Kalapas: Untuk Sidang PK

Sebelum ditangkap Densus 88, Hamrudin dan Bustar merupakan anggota kelompok terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sementara Riza adalah eks anggota Jemaah Islamiyah (JI).

Saat ditemui usai mengucapkan ikrar setia NKRI, Hamrudin mengaku menangis lantaran teringat perbuatannya yang saat itu keluar dari NKRI dan ingin menerapkan syariat sendiri.

“Kenapa saya meneteskan air mata karena perbuatan saya selama ini keluar dari NKRI yang ingin menerapkan syariat sendiri. Padahal negara ini sudah memfasilitasi sedemikian rupa. Dakwah tidak ada halangan dan bebas kita beribadah ke mana-mana,” kata Hamrudin, Kamis (22/2/2024).

Baca juga: 32 Napi di Rutan Kelas 2 B Situbondo Tidak Bisa Memilih dalam Pemilu 2024

Hamrudin mengaku menyesal lantaran bergabung dengan JAD yang membuatnya menentang aturan pemerintah Indonesia. 

Ia berpesan kepada napiter lainnya yang masih bertahan pada pemikiran yang salah agar segera sadar.

“Kepada saudara-saudara saya yang masih bertahan dengan prinsipnya, sebelumnya saya berharap tolong dipikirkan baik-baik. Karena pemerintah Indonesia tidak menghalangi untuk kita berdakwah. Apalagi kita hidup di Indonesia, kita lahir di Indonesia dan kita harus kembali ke Indonesia. Harapan terbesar saya kepada mereka semua yang masih bertahan dengan prinsipnya kalau pikirkan baik-baik negara kita ini adalah negara yang tidak melarang kita beribadah,” ungkap Hamrudin.

Hamrudin menyatakan dirinya menyadari untuk kembali setia ke NKRI setelah mendapatkan bimbingan dari Densus 88, aparat kepolisian dan Lapas Kelas I Madiun. Tak hanya itu, ia juga belajar dari napiter lain yang terlebih dahulu menyatakan ikrar kesetiaannya kepada NKRI.

Baca juga: Eks Napiter Jaringan JAD Diputuskan Bebas Murni dari Tahanan Semarang

Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jatim Asep Sutandar menuturkan total 20 napiter warga binaan yang sudah menyatakan ikrar setia NKRI di Jawa Timur. Tiga napiter yang baru menyatakan ikrar setia NKRI bentuk keberhasilan dari program pembinaan yang dilaksanakan Lapas Kelas 1 Madiun.

“Lapas ini ada dua program berupa pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian. Kedua program ini dijalankan dengan baik. Dan kepada yang hari ini berikrar itu mereka sudah bisa mengikuti kedua program pembinaan tersebut. Ketiga napiter itu melakukan itu (ikrar) tidak ada paksaan tapi mereka bisa mengikuti dan mungkin menyadari bahwa inilah yang jalan hidup yang terbaik,” kata Asep.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau