Salin Artikel

Tangis Napi Terorisme Saat Ikrar Setia NKRI di Lapas Madiun

Bersama dua napiter lainnya, Bustar bin Tahang, dan Riza Bagus Melian, ketiganya menyatakan janji setia kepada NKRI dan tak akan kembali bergabung dengan organisasi terlarang.

Sebelum ditangkap Densus 88, Hamrudin dan Bustar merupakan anggota kelompok terorisme Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Sementara Riza adalah eks anggota Jemaah Islamiyah (JI).

Saat ditemui usai mengucapkan ikrar setia NKRI, Hamrudin mengaku menangis lantaran teringat perbuatannya yang saat itu keluar dari NKRI dan ingin menerapkan syariat sendiri.

“Kenapa saya meneteskan air mata karena perbuatan saya selama ini keluar dari NKRI yang ingin menerapkan syariat sendiri. Padahal negara ini sudah memfasilitasi sedemikian rupa. Dakwah tidak ada halangan dan bebas kita beribadah ke mana-mana,” kata Hamrudin, Kamis (22/2/2024).

Hamrudin mengaku menyesal lantaran bergabung dengan JAD yang membuatnya menentang aturan pemerintah Indonesia. 

Ia berpesan kepada napiter lainnya yang masih bertahan pada pemikiran yang salah agar segera sadar.

“Kepada saudara-saudara saya yang masih bertahan dengan prinsipnya, sebelumnya saya berharap tolong dipikirkan baik-baik. Karena pemerintah Indonesia tidak menghalangi untuk kita berdakwah. Apalagi kita hidup di Indonesia, kita lahir di Indonesia dan kita harus kembali ke Indonesia. Harapan terbesar saya kepada mereka semua yang masih bertahan dengan prinsipnya kalau pikirkan baik-baik negara kita ini adalah negara yang tidak melarang kita beribadah,” ungkap Hamrudin.

Hamrudin menyatakan dirinya menyadari untuk kembali setia ke NKRI setelah mendapatkan bimbingan dari Densus 88, aparat kepolisian dan Lapas Kelas I Madiun. Tak hanya itu, ia juga belajar dari napiter lain yang terlebih dahulu menyatakan ikrar kesetiaannya kepada NKRI.

Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Jatim Asep Sutandar menuturkan total 20 napiter warga binaan yang sudah menyatakan ikrar setia NKRI di Jawa Timur. Tiga napiter yang baru menyatakan ikrar setia NKRI bentuk keberhasilan dari program pembinaan yang dilaksanakan Lapas Kelas 1 Madiun.

“Lapas ini ada dua program berupa pembinaan kemandirian dan pembinaan kepribadian. Kedua program ini dijalankan dengan baik. Dan kepada yang hari ini berikrar itu mereka sudah bisa mengikuti kedua program pembinaan tersebut. Ketiga napiter itu melakukan itu (ikrar) tidak ada paksaan tapi mereka bisa mengikuti dan mungkin menyadari bahwa inilah yang jalan hidup yang terbaik,” kata Asep.

https://surabaya.kompas.com/read/2024/02/22/193927078/tangis-napi-terorisme-saat-ikrar-setia-nkri-di-lapas-madiun

Terkini Lainnya

Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Jelang Nataru, KAI Edukasi Keselamatan di Perlintasan Sebidang Surabaya Gubeng
Regional
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Angka Stunting Jember Tertinggi Se-Jatim, Pemkab Gaspol Program Pencegahan
Regional
Tersangka dari Balai Kota
Tersangka dari Balai Kota
Regional
Saat Ungkapan 'Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua' Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Saat Ungkapan "Anak-anak Harus Hidup Lebih Baik dari Orangtua" Terngiang di Pikiran Gus Fawait...
Regional
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Berdesakan, Lama, dan Kurang Sat Set, Dirasakan Generasi Milenial hingga Z saat Naik Angkutan Kota
Regional
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Misteri Angka di Kayu Gelondongan Pasca Banjir Sumatera
Regional
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Gus Fawait: Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab soal Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Ini Solusi Gus Fawait Mengentaskan Warga Miskin Ekstrem di Tengah Lahan BUMN
Regional
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Warga Tinggal di Tengah Lahan BUMN Disebut Sejahtera, Bisa Beli Mobil dan Umrah
Regional
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan 'CSR', tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Warga di Tengah Lahan BUMN Bisa Dapat Bantuan "CSR", tapi Harus Ajukan Proposal Dulu
Regional
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Kisah Habibie-Ainun Versi Miskin Ekstrem di Ujung Bukit Perhutani...
Regional
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Warga Miskin Ekstrem di Lahan BUMN Pakai Panel Surya untuk Penerangan
Regional
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Saniman dan Gira: Hidup Serabutan di Lahan BUMN, Menunggu Reforma Agraria
Regional
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Di Persimpangan Sawit, Gajah Tesso Nilo Makin Terhimpit
Regional
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Demi Dapat Internet, Warga Padati Kantor Bupati Aceh Tengah: Ada Mahasiswa Kerjakan Tugas, atau Hubungi Keluarga
Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com