Dua anak Raja Airlangga yang dimaksud adalah Mapanji Garasakan dan Sri Samarawijaya.
Kerajaan Kahuripan mempunyai wilayah yang cukup luas, yaitu hampir seluruh daerah Jawa Timur dan sebagian Jawa Tengah.
Raja Airlanga kemudian meminta bantuan Mpu Bharada dalam proses pembagian kerajaan Kahuripan.
Baca juga: Sejarah Kerajaan Kediri: Pendiri, Masa Kejayaan, dan Peninggalan
Mpu Bharada atau Arya Bharada merupakan pendeta sakti agama Buddha yang menjadi guru spiritual Airlangga, Raja Kerajaan Kahuripan.
Mpu Bharada konon membagi Kerajaan Kahuripan menggunakan kesaktiannya.
Dari hasil pembagian tersebut, Kerajaan Jenggala dengan ibu kota yang terletak di Kahuripan diberikan kepada Mapanji Garasakan.
Sementara, Kerajaan Panjalu atau Kediri dengan pusat di Daha diberikan kepada Sri Samarawijaya.
Peristiwa pembagian kekuasaan terjadi pada tahun 1045 M, sekaligus mengakhiri pemerintahan Kahuripan dengan berdirinya Kerajaan Jenggala dan Kerajaan Panjalu (Kediri).
Setelah pembagian wilayah kekuasaan, Kerajaan Jenggala dan Kediri tetap berselisih hingga menimbulkan peperangan.
Hal tersebut karena, Mapanji dan Samarawijaya sama-sama berhak atas seluruh kekuasaan Airlangga.
Peperangan antara keduanya terjadi selama beberapa dekade yang akhinya Kerajaan Jenggala mengalami kekalahan dari Kerajaan Panjalu.
Kerajaan Panjalu dengan pusat pemerintahan di Kediri, Jawa Timur, akhirnya dikenal sebagai Kerajaan Kediri.
Letak Kerajaan Kediri berada di tepi Sungai Brantas, Jawa Timur.
Penulis: Widya Lestari Ningsih
Sumber:
sma13smg.sch.id dan www.kompas.com
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.