Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Kereta Ditambah, Warga Madiun Diimbau Hati-hati di Pelintasan KA

Kompas.com, 14 Desember 2023, 15:53 WIB
Asip Agus Hasani,
Farid Assifa

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Perseroan Terbatas (PT) Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 7 Madiun, Jawa Timur, mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan saat melewati pelintasan sebidang, terutama pada periode libur Natal dan tahun baru (Nataru) selama 18 hari, mulai 21 Desember 2023 hingga 7 Januari 2024.

Manajer Humas PT KAI Daop 7 Madiun, Kuswardoyo, mengatakan, pihaknya akan menambah 10 perjalana kereta api di wilayah Daop 7 Madiun selama periode 18 hari tersebut.

“Kami imbau masyarakat untuk lebih waspada lagi saat hendak melewati area pelintasan sebidang mulai 21 Desember karena akan terjadi peningkatan frekuensi perjalanan kereta api di Daop 7 Madiun dari rata-rata 96 perjalanan per hari menjadi 106 perjalanan,” kata Kuswardoyo melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis (14/12/2023).

Baca juga: Jelang Nataru, 100 Kg Daging Sapi Tak Layak Konsumsi Ditemukan di Semarang

Pelintasan sebidang adalah area persilangan antara jalan dan jalur kereta api baik dengan palang pintu dan penjaga atau pun tanpa palang pintu dan penjaga.

Dia menandaskan bahwa meskipun frekuensi perjalanan hanya bertambah sekitar 10,41 persen, namun risiko terjadinya kecelakaan di pelintasan sebidang akan meningkat cukup tajam.

“Terutama di pelintasan sebidang tanpa palang dan penjaga. Biasanya masyarakat sudah setengah hapal jam berapa kereta lewat. Padahal selama 18 hari nanti akan ada tambahan 10 perjalanan kereta,” terangnya.

Karena itu, lanjutnya, jauh-jauh hari sebelum memasuki periode libur Nataru tersebut, pihaknya mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kehati-hatian saat melewati pelintasan sebidang terutama pelintasan tanpa palang pintu dan penjaga.

Kuswardoyo menambahkan, kecepatan maksimal kereta api di wilayah Daop 7 Madiun saat ini cukup tinggi, yakni mencapai 120 kilometer per jam.

Dia menyebutkan bahwa 106 perjalanan kereta api di wilayah Daop 7 Madiun meliputi 32 perjalanan kereta commuterline Dhoho dan Penataran, 50 perjalanan kereta api jarak jauh reguler, 10 perjalanaan kereta api jarak jauh tambahan, dan 14 perjalanan kereta api barang.

Menurutnya, sepanjang 2023 hingga tanggal 14 Desember 2023 ini tercatat ada 45 kecelakaan di wilayah Daop 7 Madiun dengan korban meninggal dunia sebanyak 28 orang.

Baca juga: Wanita Tewas Tertabrak Kereta Api Argo Anggrek di Lamongan

Kuswardoyo mengatakan, mayoritas kecelakaan terjadi di pelintasan sebidang tanpa palang dan penjaga meskipun terdapat juga sejumlah kecil kecelakaan di pelintasan sebidang berpalang dan berpenjaga. 

Wilayah kerja PT KAI Daop 7 Madiun meliputi sejumlah stasiun yang ada di Madiun, Magetan, Ngawi, Nganjuk, Jombang, Kediri, Tulungagung, dan Blitar.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Ajak Warga Jatim Tanam Pohon, Khofifah: Paling Tidak Tiap Ulang Tahun
Surabaya
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
PTPN Sebut Warga Berstatus Karyawan BUMN di KTP adalah Pekerja Borongan
Surabaya
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Banjir Lahar Semeru, Batu Besar Tutupi Jembatan Limpas, Akses 3 Dusun di Lumajang Terputus
Surabaya
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Alasan Kejari Situbondo Tuntut Kakek Pemikat Cendet 2 Tahun Penjara
Surabaya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau