Gandha menyebut, berdasarkan informasi, sebelum ditemukan tewas, pada pukul 03.00 WIB dini hari, Wahab menjemput korban ARE yang tidur bersama saudara kembaranya, AKE.
"ARE dijemput ayahnya, untuk pindah tidur bersama ayah dan ibunya di kamar belakang," jelasnya.
"AKE kemudian melanjutkan tidur hingga bangun kesiangan," imbuhnya.
Saat bangun tersebut, AKE menggedor pintu kamar ayahnya. Namun, tidak ada jawaban dari ayah, ibunya, dan saudaranya, ARE.
"Akhirnya, AKE keluar minta tolong ke tetangganya," tuturnya.
Polisi juga menemukan fakta bahwa W menuliskan surat wasiat di sebuah kaca rias yang berada di rumah korban.
"Kakak jaga diri. Papa, mama, adik pergi dulu. Nurut Uti, Kung, Tante dan Om. Belajar yang Baik. Uang Papa Mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak (Papa)," jelas Gandha membacakan surat wasiat tersebut.
Sementara itu, Ketua RT 3, Dusun Boro Bugis, Iswahyudi mengatakan ketiganya ditemukan pertama oleh salah satu warga berinisial G, dari teriakan minta tolong salah satu anaknya, berinisial AKE (13).
"Tolong, Papa terkancing di kamar," ungkap Iswahyudi menirukan ucapan K saat minta tolong ke warga, Selasa.
Iswahyudi menyebut salah satu warga akhirnya mendobrak kamar korban lalu menemukan tiga korban tergeletak.
"Kedua korban ditemukan sudah tidak sadarkan diri dengan mulut berbusa. Sedangkan Pak Wahab (W) ditemukan masih hidup namun kondisinya sudah sekarat, dengan kondisi berlumuran darah akibat luka sayatan di tangan kirinya," jelasnya.
Untuk berusaha menolong, salah satu warga menghubungi ambulans lalu segera membawa korban ke Rumah Sakit (RS) dr Moenir Lapangan Udara (Lanud) Abdulrahman Saleh, Malang.
"Namun, sesampainya di rumah sakit, nyawa korban atas nama Wahab tidak tertolong," ujarnya.
Diketahui, antara AKE dan ARE adalah saudara kembar. ARE tewas bersama kedua orang tuanya, sedangkan AKE masih hidup.
"AKE inilah yang minta tolong kepada warga," pungkas Iswahyudi.
Baca juga: Polisi Menduga Satu Keluarga yang Ditemukan Tewas di Malang Bunuh Diri
Semula, korban atas nama W terlebih dahulu dievakuasi ke RS dr Moenir Lapangan Udara (Lanud) Abdulrahman Saleh, Malang dan dua orang ibu dan anak dibawa ke Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu. Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada. Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling, Anda bisa simak website Into the Light Indonesia di bawah ini:
https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang