Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kembangkan Ekowisata, Komunitas Nelayan Tanam Pohon di Bantaran Sungai Brantas Jombang

Kompas.com - 30/11/2023, 20:09 WIB
Moh. SyafiĆ­,
Aloysius Gonsaga AE

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah nelayan pencari ikan di Sungai Brantas yang tergabung dalam Komunitas Sekarmulyo, Desa Turipinggir, Kecamatan Megaluh, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menanam pohon di bantaran sungai.

Selain itu, mereka juga melakukan uji kualitas air sungai Brantas, Kamis (30/11/2023).

Ketua Komunitas Sekarmulyo Supriyo mengatakan, aksi tanam pohon dan pengujian terhadap kualitas air sungai Brantas tersebut menjadi bagian dari upaya perlindungan terhadap Sungai Brantas di wilayah Megaluh.

Baca juga: Wali Kota Surabaya Hentikan Operasional Perahu Tambang di Sungai Brantas, Upayakan Bangun Jembatan

Dijelaskan, penghijauan di bantaran Sungai Brantas ditargetkan bisa menciptakan hutan bantaran, membebaskan bantaran sungai dari timbunan sampah serta mencegah adanya bangunan permanen di bantaran sungai.

“Harapannya, ke depan dapat mengurangi beban pencemaran Sungai Brantas sekaligus dapat menarik pengunjung di kawasan ekowisata yang kami bangun,” kata Supriyo, melalui keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Kamis.

Dia menyebutkan, pohon-pohon yang ditanaman di bantaran Sungai Brantas, antara lain pohon loa, nam-naman, pohon segawe dan kepuh. 

Pohon loa, ungkap Supriyo, merupakan tanaman yang buahnya bisa menjadi makanan ikan.

Keberadaannya diharapkan dapat menunjang aktivitas ekowisata dengan cara mengenalkan ikan lokal dan berbagai atraksi penangkapan ikan tradisional ramah lingkungan.

Baca juga: Aksi Heroik Kusnan Selamatkan 3 Penumpang Perahu Tambangan yang Tenggelam di Sungai Brantas

Selain menanam pohon di bantaran sungai, komunitas nelayan Sekarmulyo bersama tim dari Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi Lahan atau Ecoton juga melakukan pengujian terhadap kualitas air Sungai Brantas.

Berdasarkan hasil pengujian kualitas air pada Kamis (30/11/2023), ditemukan parameter fosfat 0,3 ppm sudah di atas baku mutu yang diperbolehkan sesuai PP.22 Tahun 2021 yaitu 0,2 ppm. Nitrat 4 ppm baku mutunya 10 ppm dan nitrit 0 ppm.

Aktivis Ecoton, Alaika Rahmatullah, mengungkapkan, hasil uji kualitas air terdapat kandungan fosfat yang dikhawatirkan bisa menurunkan kualitas air dan mengancam kehidupan biota Sungai Brantas.

“Kandungan fosfat yang tinggi di sungai dapat menstimulasi pertumbuhan alga sehingga sinar matahari yang masuk ke perairan akan berkurang."

Baca juga: Diupah Rp 400.000 untuk Seberangkan Kabel di Sungai Brantas, Pria di Kediri Tewas Tenggelam

"Ketika alga mati bakteri akan memecahnya menggunakan oksigen terlarut dalam air. Dampaknya kualitas air akan menurun dan mengancam kehidupan biota termasuk ikan di sungai,” ujar dia.

Alaika menambahkan, untuk mendukung pengembangan ekowisata di bantaran Sungai Brantas, pihaknya bersama komunitas nelayan Sekarmulyo melakukan penghijauan di bantaran sungai, serta rutin melakukan pengujian kualitas air setiap 2 minggu sekali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Istri Meninggal Pasca Cabut Gigi Bungsu, Suami Bertekad Cari Keadilan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Prakiraan Cuaca Surabaya Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Cerah

Surabaya
Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Polisi di Situbondo Gagalkan Jual Beli 8,9 Ton Pupuk Subsidi

Surabaya
Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Banjir Rob Terjang Belasan Rumah Warga di Situbondo

Surabaya
70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

70 Calon Haji di Embarkasi Surabaya Batal Berangkat Tahun 2024

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang, Pelaku: Saya Minta Maaf

Surabaya
Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Mahasiswa Mabuk Tabrak Petugas Kebersihan di Malang

Surabaya
Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Pria di Surabaya Ditemukan Bersimbah Darah, Polisi Lakukan Penyelidikan

Surabaya
3 Tersangka Kasus Film 'Guru Tugas' Terancam 6 Tahun Penjara

3 Tersangka Kasus Film "Guru Tugas" Terancam 6 Tahun Penjara

Surabaya
Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film 'Guru Tugas', Sutradara dan Pemain

Peran 3 YouTuber yang Ditangkap Buntut Film "Guru Tugas", Sutradara dan Pemain

Surabaya
Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Respon Pengusaha Warung Madura soal Aprindo Minta Penjualan Elpiji Diperketat

Surabaya
Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Bayi Baru Lahir Ditemukan Dalam Tas di Tengah Kebun Tebu Lumajang

Surabaya
4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

4 Kades di Bojonegoro Jadi Tersangka Korupsi Proyek Jalan Rp 1,2 M

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com