Keterangan pihak kepolisian terkait dugaan usia, jenis kelamin, serta perkiraan durasi jasad yang tinggal tulang belulang itu terkubur, membuat warga sekitar meyakini bahwa kerangka manusia itu adalah Fitriana, perempuan asal Sulawesi yang merupakan istri dari SH.
SH adalah warga asal Desa Bacem yang bertemu dan menikahi Fitriana saat dirinya merantau keluar pulau belasan tahun lalu. Hingga selanjutnya, SH pulang ke Desa Bacem di Blitar bersama Fitriana dan menempati rumah warisan orangtua SH yang telah meninggal dunia sebelumnya.
Pasangan ini dikaruniai dua orang anak yang masing-masing kini duduk di bangku SD dan TK.
Baca juga: Kerangka Manusia Dicor di Blitar, Polisi Amankan Satu Orang
Ketua RT setempat, Sunaryo menuturkan bahwa SH dan Fitriana pernah membuka usaha warung kopi desa tetangga selama beberapa tahun hingga suatu saat tersebar kabar terjadinya keretakan rumah tangga SH dan Fitriana karena kehadiran pria lain.
Bahkan, dikabarkan keduanya bersepakat untuk hidup berpisah meskipun selama periode itu Fitriana masih sesekali terlihat datang ke rumah SH di Desa Bacem untuk menemui kedua anaknya.
“Mungkin saja kerangka mayat itu adalah istri SH, Fitri. Karena warga juga sudah lebih dari setahun tidak melihat Fitri di rumah tersebut,” ujar Sunaryo ditemui di rumahnya, Selasa (21/11/2023) malam.
Baca juga: Misteri Kerangka Manusia Dicor dalam Kamar di Blitar, Polisi Temukan Perhiasan dan Pakaian Korban
Sunaryo maupun Subagyo sama-sama menyatakan bahwa sebenarnya warga sekitar tidak pernah melihat keduanya terlibat pertengkaran.
“Tapi mungkin itu juga karena posisi rumah SH yang ada di ujung jalan, di pojokan. Apalagi mereka jarang bergaul dengan tetangga,” kata Subagyo yang juga kerabat SH.
Tidak bergaulnya SH dan Fitriana dengan lingkungan dimaklumi Subagyo karena Fitriana dengan adat budaya Sulawesi mungkin tidak mudah membaur dengan lingkungan sekitar. Apalagi, pasangan itu kemudian membuka usaha warung kopi di desa tetangga.