Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ayah di Surabaya Panik dan Bopong Anaknya yang Tenggelam di Telaga, Korban Dinyatakan Tewas

Kompas.com, 8 Oktober 2023, 09:09 WIB
Rachmawati

Penulis

KOMPAS.com - AFFA (13), bocah laki-laki kelas 6 sekolah dasar tewas tenggelam di Telaga Sambisari, Lontar, Sambikerep, Surabaya, Jawa Timur pada Jumat (6/10/2023).

Ayah korban, Arifin bercerita ia mengetahui kejadian yang menimpa anaknya setelah menerima kabar dari teman anaknya.

Saat itu rekan AFFA berlari ke rumahnya untuk memberitahu bahwa AFFA tenggelam.

Arifin yang panik segera menuju ke Telaga Sambisari. Di lokasi, ia melihat anaknya yang bercelana pendek tergolek tak berdaya. Sementara wajahnya dipenuhi lumpur.

Ia kemudian menggendong tubuh AFFA dan berlari meminta pertolongan. Dengan menaiki mobil milik warga, Arifin membawa anaknya ke RS Wiyung Sejahtera Surabaya.

Baca juga: Ambil Layangan yang Jatuh ke Sungai, Seorang Bocah Tenggelam di Riau

Namun AFFA dinyatakan meninggal dunia.

"Saya dapat info dari teman-temannya. Iya saya berlari ke lokasi, lihat sudah diangkat oleh warga. Lalu saya bawa ke RS Wiyung Sejahtera," kata Arifin saat ditemui di rumah duka di Dukuh Pakis, Surabaya.

Arifin bercerita selepas shalat Jumat, anaknya dengan tiga rekannya memutuskan untuk memancing ikan di pingggir telaga.

Menurut keterangan rekannya, AFFA mendadak meletakkan kail pancingnya dan memutuskan berenang di telaga. AFFA sempat mengajak tiga rekannya untuk menceburkan diri ke dalam telaga.

Namun mereka bertiga menolak ajakan AFFA. Hingga akhirnya malapetaka pun tiba.

Tubuh AFFA tak kunjung terlihat karena tenggelam. Ketiga rekannya pun berteriak-teriak minta tolong. Beberapa orang dewasa di sekitarnya pun segera menolong AFFA.

Baca juga: 5 Warga Jambi Tenggelam di Sungai Batanghari, 2 Selamat dan 3 Hilang

"Dia sendirian (berenang). Iya di tengah memancing, kata teman-temannya dia ngajak berenang, tapi teman-temannya enggak ada yang mau," kata Arifin.

Arifin mengaku sempat berlari menuju ke lokasi telaga tersebut dan melihat anaknya tergeletak lemas.

Sementara itu paman korban, Ngatimin mengatakan keponakannya tak pamit ke orangtuanya saat pergi memancing bersama teman-temannya.

Orantua AFFA baru tahu anaknya tak ada di rumah setelah teman AFF ke rumah dan memberitahu kondisi siswa kelas 6 SD tersebut.

Halaman:


Terkini Lainnya
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Infrastruktur di Lumajang yang Rusak akibat Banjir Lahar Diperbaiki dengan Skema Patungan
Surabaya
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
SEA Games 2025, Atlet Petanque Asal Kota Pasuruan Sumbang Medali Perunggu
Surabaya
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
131 Jukir Liar di Surabaya Ditangkap Sepanjang 2025
Surabaya
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Gubernur Khofifah: Gula Merah Lumajang Bisa Dijual ke Pasar Internasional
Surabaya
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Mahasiswa Terdampak Bencana Sumatera, UTM Bebaskan UKT hingga Semester 8
Surabaya
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Curhat Kurir Paket di Banyuwangi, Kena Omel gara-gara Order Palsu
Surabaya
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Khofifah Tinjau Pembangunan 2 Jembatan yang Ambruk di Lumajang, Pastikan Rampung 31 Desember
Surabaya
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Antre 3 Jam di Pasar Murah Pemprov Jatim di Lumajang, Warga Pulang Tangan Kosong
Surabaya
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Unair Terjunkan Bantuan Teknologi dan Tim Manajemen Bencana ke Sumatera
Surabaya
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Banjir Bandang Probolinggo, Puluhan Rumah dan 4 Jembatan Rusak, Ribuan Warga Terisolasi
Surabaya
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Harapan Para Tukang Becak Lansia asal Kota Pasuruan Penerima Becak Listrik: Semoga Diminati seperti Ojek Online
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar yang Curi Perhiasan Emas Bergaji Rp 3 Juta Lebih
Surabaya
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Syukur Aziz Jalani Hidup dengan Upah Rp 1.300 per Barang sebagai Kurir Paket
Surabaya
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Hujan Deras, Tanah Longsor Timpa Rumah Warga di Madiun
Surabaya
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Pegawai Honorer RSUD Kota Blitar Jual Emas Curian untuk Beli Ponsel dan Cincin
Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau