Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kronologi Siswa SMP di Madiun Dihukum Berlari hingga Kakinya Melepuh

Kompas.com - 04/10/2023, 13:40 WIB
Muhlis Al Alawi,
Farid Assifa

Tim Redaksi

MADIUN, KOMPAS.com - Dua telapak kaki siswa SMPN 10 Kota Madiun, Jawa Timur, berinisial G (15) melepuh setelah seorang guru berinisial F menghukumnya berlari keliling dengan kaki telanjang di lapangan basket.

Siswa itu diberi sanksi karena tidak mengikuti kegiatan kumpulan kerohanian, Rabu (27/10/2023) lalu.

Ibunda G, Novia Tri Handayani yang dikonfirmasi Kompas.com menceritakan perihal hukuman yang menimpa anak sulungnya tersebut. Peristiwa itu terjadi saat istirahat siang, Rabu (27/10/2023).

“Saat istirahat siang itu, siswa muslim menjalankan shalat zuhur berjamaah. Sementara siswa non muslim itu mengikuti kumpulan membaca Al Kitab di tempat sendiri. Pada waktu itu anak saya tidak ikut kumpulan itu,” kata Novi panggilan akrabnya.

Baca juga: Siswa SMP di Kota Madiun Dihukum Guru Lari Keliling Lapangan hingga 2 Telapak Kaki Melepuh

Anaknya tak mengikuti kegiatan rohani karena berada di ruang perpustakaan mengerjakan pekerjaan rumah (PR) atas sepengetahuan wali kelasnya.

Setelah istirahat selesai, anaknya bertemu dengan guru kesiswaan. Kemudian guru kesiswaan itu menyarankan kepada oknum guru untuk menghukum anaknya yang tidak ikut kumpulan bersama lima siswa lainnya.

Selanjutnya, oknum guru itu menyuruh enam siswa, termasuk anaknya, berlari mengeliling lapangan basket tanpa alas kaki di tengah kondisi cuaca panas terik siang itu. Para siswa baru boleh berhenti berlari setelah oknum guru berinisial F itu menyatakan untuk stop.

“Katanya anakku tidak ditentukan berapa putaran. Anak-anak baru boleh berhenti berlari setelah oknum guru itu memintanya berhenti. Tetapi anakku baru lima putaran telapak kakinya sudah melepuh. Bahkan satu telapak kakinya sobek dan sampai berdarah,” ungkap Novi yang kesehariannya bekerja sebagai pembantu rumah tangga tersebut.

Mengetahui telapak kaki anaknya melepuh, pihak sekolah kemudian mengobatinya dengan obat merah. Tak berapa lama kemudian ia ditelepon oknum guru memberitahukan kaki anaknya mengalami lecet setelah dihukum.

“Saya ditelepon saat saya masih kerja. Oknum guru itu mengaku menghukum anaknya saya karena tidak ikut kumpulan. Tetapi guru itu menyatakan tidak menyangka akibat hukuman itu menyebabkan kakinya anaknya lecet, tidak omong sebenarnya. Kemudian saya berpikir tidak apa-apa kalau memang anak saya salah harus dihukum. Pikiran saya kaki anak saya lecet karena dihukum lari menggunakan sepatu,” jelas Novi.

Tetapi ia mulai curiga karena gurunya harus mengantar pulang anaknya. Setelah tiba di rumah, suaminya merekam video kondisi kaki anaknya. Dari video itu terlihat telapak kaki anaknya melepuh. Kontan Novi langsung emosi dan langsung menghubungi oknum guru tersebut.

“Sebagai orang tua tidak terima dan akan saya teruskan ke jalur hukum,” ungkap Novi.

Setelah kejadian itu, Jumat pagi Novi mendatangi ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) untuk mengantisipasi agar anaknya tidak mendapatkan intimidasi, diskriminasi dan pembedaan.

Kemudian KPAI mengarahkan Novi ke sekolahan. Di sekolah ia bertemu dengan kepala sekolah dan oknum guru tersebut. Setelah itu, guru-guru berdatangan untuk menjenguk anaknya. Namun saat itu mereka diterima bapaknya.

Novi mengaku terpaksa menyampaikan curhat ke media sosialnya lantaran penanganan kekerasan yang dialami anaknya kurang direspons. Bahkan saat lapor ke Polres Madiun Kota, ia diarahkan kembali ke sekolah lantaran di sana ada program restorative justice.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Bentrok Antar-pemuda di Madiun, 3 Luka Berat dan 4 Luka Ringan

Surabaya
1 Warga Meninggal Usai Nyebur Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

1 Warga Meninggal Usai Nyebur Sungai Saat Polisi Gerebek Sabung Ayam di Ngawi

Surabaya
Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Penipuan Tanah Kavling di Malang, Direktur Ditangkap

Surabaya
Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Duduk Perkara Rumah Ibu di Malang Dirobohkan oleh Anak Kandung

Surabaya
Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Guru SD di Jombang Jadi Tersangka Usai Mata Kanan Siswa Alami Cedera di Sekolah

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Senin 20 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
'Speedboat' Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

"Speedboat" Bertabrakan di Telaga Sarangan, Sopir Terlempar ke Air

Surabaya
5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

5 Puncak Gunung di Kaldera Tengger, Ternyata Tidak Hanya Gunung Bromo

Surabaya
10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

10 Tahun Diteror Foto Mesum, Wanita di Surabaya Laporkan Teman SMP ke Polisi

Surabaya
Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Cerita Supiyah, Tukang Pijat asal Surabaya yang Pergi Naik Haji

Surabaya
Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Pria Peneror Teman Perempuannya Selama 10 Tahun Ditangkap Polisi

Surabaya
Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Kisah Mbah Harjo Berhaji di Usia 109 Tahun, Hatinya Bergetar Melihat Kabah

Surabaya
PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

PPP Beri Rekomendasi Maju Pilkada Jatim 2024 untuk Khofifah-Emil

Surabaya
Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Tulungagung Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Surabaya
Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Malang Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Surabaya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com