SURABAYA, KOMPAS.com - Belakangan suhu di Surabaya terasa lebih panas ketimbang beberapa bulan sebelumnya.
Panasnya cuaca, menurut Koordinator Bidang Data dan Informasi Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), disebabkan musim kemarau panjang.
"Saat ini kita merasakan siang hari yang sangat panas dan terik, hal yang masih wajar terjadi di musim kemarau," kata Teguh, ketika dikonfirmasi melalui pesan, Senin (2/10/2023).
Suhu di Surabaya menurut laman BMKG dalam sepekan terakhir berkisar antara 35-36 derajat celcius.
Baca juga: Anies Baswedan Resmikan Posko Pemenangan Aswaja di Kampung Ndresmo Surabaya
Teguh mengatakan, tingginya suhu tersebut semakin dirasakan karena tidak adanya tutupan awan pada musim kemarau kali ini. Selain itu, tinggi rendahnya suatu dataran juga turut mempengaruhi.
"faktor lainnya adalah karena pengaruh topografi, jenis permukaan tanah, posisi matahari dan tutupan vegetasi," jelasnya.
BMKG Juanda memprediksi titik kulminasi atau titik tertinggi panas suhu bakal terjadi, Kamis (12/10/2023). Namun, hal tersebut merupakan fenomena yang biasa terjadi di musim kemarau.
"Oktober ini terjadi titik kulminasi yaitu pada tanggal 12 Oktober. Warga diimbau tidak khawatir, sebab merupakan kejadian yang lumrah dan berulang setiap tahun," ucapnya.
Lebih lanjut, Teguh mengatakan, ada perbedaan prediksi antara BMKG dan situs AccuWeather yang menyebutkan suhu Surabaya mencapai 42 derajat celcius, pada Selasa (10/10/2023) hingga Kamis (12/10/2023).
Baca juga: Buruh Demo Omnibus Law di Surabaya, Blokade Jalan di Depan Grahadi
"Kalau data kami belum ada segitu, suhu tertinggi pernah terjadi tahun 2021 di Surabaya yaitu 36,5 derajat celcius. Kami prediksi suhu maksimum 37 (derajat celcius)," ujar dia.
Teguh pun mengimbau supaya masyarakat selalu waspada menjaga kesehatan dan mengurangi aktivitas di luar ruangan. Untuk merungangi paparan sinar matahari yang terik.
"Jika terpaksa aktifitas diluar ruangan jangan lupa untuk menggunakan pelindung tubuh, agar tidak terpapar langsung dengan sinar UV dan mengkonsumsi air putih yang cukup agar selalu terhidrasi," tutupnya.
Cuaca lebih panas dirasakan sejumlah warga di Surabaya. Salah seorang warga, Farusma Dwi Okta (29), warga Jalan Kertajaya mengatakan, cuaca Surabaya terasa lebih panas dalam satu pekan terakhir.
"Semingguan ini panas sampai ke kulit rasanya. Alasannya enggak tahu ya kenapa, tapi memang panas," kata Farusma.
Sedangkan, Eko Wahyuda (38) warga Jalan Tambaksari mengatakan hal serupa. Namun, menurut dia, Surabaya tidak hanya panas, namun juga membuat pernapasan terasa tidak nyaman.
"Panas banget, terus udaranya buat nafas itu agak enggak enak di hidung. Enggak tahu ya gara-gara enggak hujan atau polusi, tapi emang cuacanya panas," kata Eko.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.