"Dia juga menuntut, aku enggak boleh masih perawan, akhirnya dia pake alat dari karet dan memaksa melakukan itu (hubungan badan). Tapi aku pengen dia buktiin enggak nyakitin aku," ujarnya.
Nardinata menunjukan sayangnya dengan membelikan rumah di perumahan Pakuwon City, Surabaya. Selain itu, dia juga memberi modal paling besar untuk membuka usaha suku cadang mobil.
Sayangnya, kegembiraan Ida tersebut ternyata tak berlangsung lama. Secara tiba-tiba, seorang wanita yang mengaku bernama, Emiliana mengambil baju milik Nardinata serta sebuah mobil.
"Pikiranku terbuka, maksudnya apa (wanita itu) mau merampas semuanya, terus Nardinata pas pulang selalu seolah mengajak berkelahi. Aku dipukulin lagi itu," kata dia.
Ida yang sudah tidak kuat mendapatkan perlakukan kekerasan tersebut mengancam untuk melapor ke polisi. Tapi, Nardinata malah menantang balik dan menyebut kalau tak bisa dihukum.
Perempuan tersebut akhirnya benar-benar melaporkan pelaku ke polisi, dengan tuduhan melakukan penipuan menggunakan identitas palsu, dan penjualan rumah yang ditinggalinya.
"Tapi suamiku melapor BPN, katanya sertifikat (rumah Pakuwon) hilang padahal ada di aku, dan langsung dijual ke kakaknya. Aku juga dilaporin ke Polwil (Polrestabes Surabaya) penyerobotan rumah," jelasnya.
Menanggapi itu, Ida membawa sejumlah bukti untuk menguatkan bahwa tuduhan tersebut tidak benar. Tapi, dirinya tetap kalah dan mendapatkan percobaan hukuman enam bulan.
Sedangkan, laporan yang dilayangkan Ida sama sekali tidak mendapatkan respon dari pihak kepolisian. Dia pun mengaku kecewa dengan aparat atas perbedaan perlakuan tersebut.
Ida mendapatkan penjelasan dari pihak kepolisian, jika laporanya dinilai masih belum lengkap untuk naik ke penyelidikan. Merespon itu, dia terus berusaha melengkapinya dengan data pendukung.
"Akhirnya 2007 keluar surat DPO, suamiku sudah tak laporin, aku seneng karena berpikir kalau pasti ditangkap. Tapi ternyata masih enggak ditangkap sampai 2012," ungkapnya.
Beberapa tahun berlalu, Ida berinisiatif mendatangi Polda Jatim untuk mempertanyakan kelanjutan kasusnya. Namun, dia malah dibentak oleh salah seorang polisi.
"Sampai akhirnya 2021, aku datang Polda Jatim menanyakan, lah kok aku malah dibentak, dibilang kalau berkasnya terbakar. Polisi itu bilang harus mulai dari awal kembali," ujar dia.
Ida yang tak berhenti memperjuangkan laporanya itu langsung menangis mendengar kabar tersebut. Sebab, dia sudah menghabiskan banyak uang dan tenaga agar suaminya tertangkap.
Selain itu, rumah Ida yang berada di perumahan Pakuwon City juga harus dikosongkan, di tahun ini. Sebab, sang suami ternyata malah memenangkan perebutan aset tersebut.
Ida yang mengaku sudah kelelahan dalam menghadapi kasus tersebut pun meminta sejumlah pihak membantunya. Dia hanya berharap agar Nardinata segera ditangkap dan dihukum.
"Pak Presiden, Pak Menkopolhukam, mohon bantu saya, saya cuman rakyat kecil yang enggak punya apa-apa. Saya tetap berharap suami saya ditangkap," tutupnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.