"Mobil itu meluncur bebas, sampai yang bawa ogoh-ogoh juga tertabrak. Saya juga tertabrak oleh orang yang bawa ogoh-ogoh. Mobil terus melaju sampai akhirnya menabrak anak-anak peserta karnaval. Anak saya berada di barisan ketiga juga tertabrak," jelasnya.
"Mobil baru berhenti melaju ketika menabrak sebuah truk sound yang ada di depannya," imbuhnya.
Ali Zaini mengaku melihat ada tiga orang korban yang ia kenal, menjadi korban tabrakan tersebut, salah satunya anaknya.
"Yang saya lihat dan kenal tiga orang yang tertabrak. Lainnya tidak tahu. Tapi setahu saya banyak yang tertabrak baik perserta karnaval dan penonton," tuturnya.
Baca juga: Buntut Insiden Pemain Futsal Tendang Lawan, Tim dari Malang Akan Bertolak ke Blitar untuk Minta Maaf
Setelah melihat anaknya tidak sadarkan diri, Ali Zaini berusaha untuk membawanya ke puskesmas, namun nyawanya tidak tertolong.
"Kami tentu sangat sedih dan terpukul dengan peristiwa ini. Namun saya sadar, mungkin sudah takdirnya hanya segini," tegasnya.
Baca juga: Resmikan Gedung MCC, Gubernur Khofifah Yakin Malang Jadi Kota Kreatif Level Dunia
Ali Zaini menyebutkan bahwa pikap yang menabrak itu adalah milik anak pertamanya, yang dikemudikan oleh Ustadi.
Sedangkan Ustadi merupakan salah satu ketua RT di desa setempat. Saat itu, pikap tersebut digunakan sebagai pengangkut konsumsi.
"Iya, itu mobil anak pertama saya. Renita ini adalah anak kedua saya. Saya tidak tahu kenapa Pak RT hilang kendali saat itu," ujarnya.
"Setahu saya tidak ada masalah. Mobil pikap itu juga sering jalan luar kota. Jadi saya kira aman-aman saja," tambahnya.
Sementara itu, Polres Malang telah menetapkan tersangka terhadap pengemudi pikap, Ustadi. Ia dianggap lalai saat mengemudi pikap, hingga menabrak rombongan peserta karnaval sampai menewaskan satu korban dan enam mengalami luka-luka.
"Pelaku sudah diperiksa sebagai tersangka beserta barang bukti mobil pikapnya," ungkap Kasi Humas Polres Malang, Iptu Ahmad Taufik, Senin (25/2/2023).